JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research (May 2024)

Cost Effectiveness Analysis Jamu Saintifik Antihipertensi di Wisata Kesehatan Jamu Kalibakung dan Terapi Kombinasi Antihipertensi Konvensional di Puskesmas Kalibakung

  • Galar Sigit Prasuma,
  • Didik Setiawan,
  • Dina Ratna Juwita

DOI
https://doi.org/10.20961/jpscr.v9i1.58389
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1
pp. 25 – 32

Abstract

Read online

Hipertensi menjadi masalah utama bagi masyarakat di Indonesia dengan prevalensi mencapai 32,2%. Berbagai jenis terapi pengobatan sudah banyak direkomendasikan salah satu yang direkomendasikan dari JNC VIII adalah penggunaan kombinasi antihipertensi konvensional. Kementerian kesehatan melalui B2P2TOOT juga berhasil memproduksi jamu antihipertensi tersaintifikasi yang ditujukan sebagai terapi komplementer. Saat ini masalah efektivitas dalam mencapai target tekanan darah masih menjadi masalah untuk terapi antihipertensi konvensional maupun jamu saintifik. Selain itu besarnya biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing terapi juga menjadi pertimbangan bagi pasien dalam menentukan jenis terapi yang akan dipilih. Berdasarkan permasalah tersebut, makan akan di teliti cost effectiveness analysis antara jamu saintifik antihipertensi dengan kombinasi antihipertensi konvensional. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dan analisis data menggunakan metode Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) dan diinterpretasikan menggunakan Cost Effectiveness Plane (CEP). Pengambilan data biaya menggunkan perspektif provider sebagai penyedia layanan kesehatan. Responden sebanyak 44 pasien, terdiri dari 18 pasien dengan terapi kombinasi antihipertensi konvensional di Puskemas Kalibakung, dan 26 pasien dengan terapi jamu saintifik antihipertensi di Wisata Kesehatan Jamu Kalibakung. Hasil persentase efektivitas keberhasilan terapi kombinasi antihipertensi konvensional mencapai 47%, sedangkan persentase efektivitas keberhasilan terapi jamu saintifik antihipertensi mencapai 53,8%. Total biaya rata rata per pasien untuk terapi kombinasi antihipertensi konvensional sebanyak Rp 115.561, dan untuk terapi jamu saintifik antihipertensi sebanyak Rp 102.138. Data tersebut kemudian dianalsis dengan ICER dan didapatkan nilai ICER Rp -2.029/pasien. Interpretasi nilai ICER menggunakan CEP menyimpulkan bahwa terapi jamu saintifik antihipertensi lebih cost effective dibandingkan terapi kombinasi antihipertensi konvensional karena nilai ICER berada di area SouthEast.

Keywords