Ahmar Metastasis Health Journal (Jun 2022)
Identifikasi Boraks Pada Roti Murah Di Warung Kelurahan Jatirahayu Pondok Melati Bekasi
Abstract
ABSTRACT Introduction: Several cheap breads were found circulating in Jatirahayu Pondok Melati sub-district which did not grow mold after being stored for more than 16 days. It is feared that the cheap bread contains borax, a chemical that can inhibit the growth of mold. In PERMENKES no. 033 of 2012 borax is an ingredient that is prohibited for food preservation because of its carcinogenic properties. The research objectives were to observe the organoleptic of bread, observe the packaging of bread and identify the possibility of borax in bread through laboratory tests. The research population is bread with a price of not more than Rp. 20000.00 circulating in the Jatirahayu sub-district stalls, as a sample were 21 types of bread taken from the research area. Identification of borax using flame test and curcumin paper test. Two samples (9.52%) of bread containing borax were identified. The two breads have characteristics when they are crushed, do not have a distribution permit in the form of a P-IRT number, have no expiration date on the packaging and do not get moldy for more than 16 days. Borax can prevent mold growth by inhibiting the hydrolysis of flour into sugars needed by fungi for growth. For further research, it is recommended to identify fungi and mycotoxins that grow on the surface of these cheap breads. ABSTRAK Pendahuluan: Ditemukan beberapa roti murah beredar di kelurahan Jatirahayu Pondok Melati yang tidak ditumbuhi jamur setelah penyimpanan lebih dari 16 hari. Dikhawatirkan roti - roti murah tersebut mengandung senyawa boraks yaitu bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Dalam PERMENKES no. 033 Tahun 2012 boraks merupakan bahan yang dilarang untuk pengawetan makanan karena sifat karsinogeniknya. Tujuan penelitian adalah untuk mengobservasi organoleptik roti, mengobservasi kemasan roti dan mengidentifikasi kemungkinan adanya boraks dalam roti melalui uji laboratorium. Populasi penelitian adalah roti dengan harga tidak lebih dari Rp. 2000,00 yang beredar di warung kelurahan Jatirahayu, sebagai sampel adalah 21 jenis roti yang diambil dari wilayah penelitian. Identifikasi boraks menggunakan uji nyala dan uji kertas kurkumin. Teridentifikasi 2 sampel (9,52%) roti yang mengandung boraks. Kedua roti tersebut mempunyai ciri ketika dipilin hancur, tidak mempunyai izin edar berupa nomor P-IRT, tidak terdapat tanggal kadaluarsa pada kemasannya dan tidak berjamur sampai lebih dari 16 hari. Boraks dapat mencegah pertumbuhan jamur dengan cara menghambat hidrolisis tepung menjadi gula yang diperlukan jamur untuk pertumbuhannya. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan identifikasi jamur dan mikotoksin yang tumbuh di permukaan roti-roti murah tersebut.
Keywords