Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) (Sep 2023)

PENGARUH VARIASI AGROLANDSKAP TERHADAP EFEKTIVITAS NEMATODA ENTOMOPATOGENIK DALAM PENGENDALIAN KUTU KEBUL Bemisia tabaci

  • Nadya Oktarinz Indraswari,
  • Agung Sih Kurnianto,
  • Nilasari Dewi,
  • Nanang Tri Haryadi,
  • Hari Purnomo,
  • Auralia Sakinah Lestari

DOI
https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.3.4
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 3
pp. 133 – 144

Abstract

Read online

Bemisia tabaci, yang umum dikenal dengan kutu kebul, merupakan serangga hama yang dikenal luas, mempunyai dampak signifikan terhadap pertumbuhan tanaman, khususnya pada kedelai. Hama ini dapat menyebabkan kerugian panen hingga 80% dan juga berperan sebagai vektor virus tanaman sehingga semakin mengancam tanaman. Penularan virus oleh B. tabaci, seperti virus gemini, dapat menyebabkan kegagalan hampir seluruh panen. Penelitian ini berfokus pada isolasi nematoda entomopatogen dari 11 lingkungan berbeda, antara lain perkebunan kakao dan karet, ladang jagung, perkebunan kentang, perkebunan kopi, sawah, ladang kedelai, dan lapangan golf. Nematoda ini dibudidayakan dan kemudian digunakan dalam percobaan laboratorium untuk menargetkan B. tabaci, yang dikumpulkan dari habitat aslinya. Studi ini memantau tingkat kematian B. tabaci selama 96 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh sampel nematoda yang diisolasi termasuk dalam spesies Steinernema spp dan berpotensi menginfeksi B. tabaci. Namun, efektivitas isolat ini berbeda-beda berdasarkan asalnya. Isolat Steinernema spp dari wilayah Bromo (kode N) diketahui karena kemampuan infeksinya yang tinggi. Hal ini menunjukkan nilai LC50 sebesar 356.874 JI/ml dan angka kematian B. tabaci sebesar 97,63%. Temuan ini mempunyai implikasi signifikan terhadap pengelolaan hama di bidang pertanian. Temuan-temuan ini menyarankan pendekatan yang berbeda untuk mengendalikan infestasi B. tabaci dengan mempertimbangkan efektivitas isolat nematoda dari berbagai lanskap. Nematoda Steinernema spp, terutama yang berasal dari Bromo (kode N), menjanjikan sebagai solusi pengelolaan hama yang ramah lingkungan. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya penggunaan isolat nematoda spesifik lanskap untuk mengoptimalkan upaya pengendalian hama. Kesimpulannya, isolat nematoda entomopatogen, khususnya Steinernema spp, mempunyai potensi untuk melawan B. tabaci. Penyesuaian strategi pengelolaan hama dengan kondisi geografis tertentu sangatlah penting. Penelitian ini memberikan kontribusi wawasan berharga bagi pengembangan pendekatan berkelanjutan untuk menjaga hasil pertanian dan menjamin ketahanan pangan.

Keywords