Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Apr 2018)

Pentakostalisme dan Aksi Sosial: Analisis Struktural Kisah Para Rasul 2:41-47

  • Yushak Soesilo

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v2i2.172
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 2
pp. 136 – 151

Abstract

Read online

Abstract. The Pentecostal Movement is a Christian movement that puts the power and work of the Holy Spirit at the first place. This movement sought to bring back the biblical Christianity as experienced by the early church. As the early church experienced a rapid growth of new souls, so it is with today's Pentecostal churches. The problem that arises is often in the effort to win the soul there is a dichotomy between power ministry, as emphasized by the Pentecostal movement, with social action. Some churches emphasize only one aspect of the ministry. Through a structural analysis approach to Acts 2: 41-47 the researcher seeks to find the ideal formulation in an attempt to win souls as in the experience of the early church. Through this approach the result is that the power ministry and social action must be carried out by the church at the same time and in balance that ultimately make the effort to win souls effectively. Abstrak. Gerakan Pentakostalisme adalah gerakan orang Kristen yang mengutamakan kuasa dan karya Roh Kudus. Gerakan ini berusaha untuk mengembalikan kekristenan yang Alkibiah sebagaimana yang dialami oleh gereja mula-mula. Sebagaimana gereja mula-mula yang mengalami pertumbuhan jiwa baru yang pesat, demikian halnya dengan gereja-gereja Pentakosta masa kini yang juga mengalaminya. Permasalahan yang muncul adalah seringkali dalam usaha untuk memenangkan jiwa ada dikotomi antara pelayanan dengan kuasa, sebagaimana yang ditekankan oleh gerakan Pentakostalisme, dengan aksi sosial. Beberapa gereja menekankan hanya pada satu segi dari pelayanan tersebut. Melalui pendekatan analisis struktural terhadap Kisah Para Rasul 2:41-47 peneliti hendak mencari formulasi yang ideal dalam usaha untuk memenangkan jiwa sebagaimana pengalaman gereja mula-mula. Melalui pendekatan tersebut diperoleh hasil bahwa pelayanan kuasa dan aksi sosial harus dijalankan oleh gereja secara bersamaan dan seimbang yang pada akhirnya membuat usaha untuk memenangkan jiwa berlangsung secara efektif.

Keywords