Techno.Com (Nov 2021)
Rancang Bangun Aplikasi Media Pembelajaran Bagi Siswa Penyandang Tuna Rungu Berbasis Android
Abstract
Masyarakat penyandang tuna rungu tentunya mengalami kesulitan saat melakukan komunikasi sehari-hari, terutama bagi para siswa tuna rungu. Sejauh ini, mereka menggunakan bahasa isyarat SIBI dalam kegiatan belajar mengajar. SIBI merupakan jenis bahasa isyarat yang banyak digunakan pada lembaga pendidikan luar biasa. Namun disatu sisi, proses belajar mengajar dinilai masih kurang maksimal apalagi dimasa pandemi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah aplikasi berbasis smartphone sebagai media pembelajaran tambahan pengenalan huruf alphabet dan kata bagi penyandang disabilitas tuna rungu serta memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan sesama. Aplikasi dibuat dengan menggunakan metode waterfall, dimulai dari analisis kebutuhan, perancangan, pembuatan hingga uji coba. Penelitian ini terbatas pada pengenalan huruf alphabet dan kata dalam bahasa Indonesia serta ditujukan bagi penyandang disabilitas tuna rungu usia 7-10 tahun. Berdasarkan hasil uji ahli materi dan bahan ajar serta uji kelayakan pengguna, aplikasi ini dinyatakan layak untuk dikembangkan dengan hasil taraf kelayakan 80.45%. Deaf people certainly have difficulty in carrying out daily communication, especially for deaf students. So far, they use SIBI sign language in teaching and learning activities. SIBI is a type of sign language that is widely used in special education institutions. But on the one hand, the teaching and learning process is considered to be still less than optimal, especially during the pandemic. The purpose of this study is to build a smartphone-based application as an additional learning medium to recognize letters and words for deaf people and make it easier for them to communicate with other people. Applications are made using the waterfall method, starting from needs analysis, design, manufacture to testing. This research is limited to the introduction of letters of the alphabet and words in Indonesian and is intended for deaf people aged 7-10 years. Based on the results of expert tests of teaching materials and user feasibility tests, this application is declared feasible to be developed with a feasibility level of 80.45%.
Keywords