Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education (Mar 2014)

Optimasi Jenis dan Konsentrasi ZPT dalam Induksi Kalus Embriogenik dan Regenerasi menjadi Planlet pada Carica pubescens (Lenne & K.Koch)

  • Nika Sari,
  • Enni Suwarsi R,
  • Sumadi -

DOI
https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v6i1.3785
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 1
pp. 51 – 59

Abstract

Read online

Carica pubescens (Lenne & K. Koch) Badillo atau Vasconcellea pubescens, di Indonesia hanya ditemukan di daerah pegunungan Dieng dan Bali. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan yang efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh jenis dan konsentrasi ZPT terhadap induksi kalus embriogenik pada media ½ MS pada C. Pubescens. Penelitian pertama (induksi) merupakan percobaan 2 faktor yang disusun menggunakan rancangan acak petak tersarang (Split block Design) dengan 4 ulangan. Penelitian kedua (regenerasi kalus) merupakan percobaan satu arah yang disusun dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 ulangan. Analisis menggunakan ANAVA dan uji lanjut BNT dengan taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi kalus embriogenik dari eksplan jaringan daun paling tinggi didapatkan pada perlakuan ZPT 2,4-D 3 mg/l + TDZ 1 mg/l yang ditambahkan pada media ½ MS, menghasilkan persentase kalus dan berat kalus yang paling tinggi. Untuk regenerasi jenis ZPT BAP dengan konsentrasi 4 mg/l dalam media MS arang aktif yang mengandung NAA 0,2 mg/l, menghasilkan persentase pembentukan kalus menjadi tunas dan jumlah kalus yang membentuk tunas dengan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk menginduksi kalus embriogenik menggunakan kombinasi ZPT 2,4-D dan thidiazuron, sedangkan untuk regenerasinya menggunakan ZPT BAP dan NAA.In Indonesia, Carica pubescens (Lenne & K. Koch) Badillo and Vasconcellea pubescens only found in mountainous areas in Dieng and Bali. Tissue culture is an efficient propagation technique. The aim of this research was to assess the effect of the type and concentration of plant growth regulator on embryogenic callus induction on ½ MS medium in C. Pubescens. The first study (induction) was a two factor experiment were prepared using a nested plot randomized complete block design (Split block design) with 4 replications. The second study (callus regeneration) is a one-way experiment which prepared using a completely randomized design (CRD) with four replications. Data were analyzed using ANAVA and LSD to further test error level of 5%. The results showed that the induction of embryogenic callus from leaf tissue explants obtained at the highest 2,4-D treatment PGR 3 mg/l+TDZ 1 mg/l were added to the media ½ MS, produce weight percentage of callus and callus highest. For regeneration of PGR BAP with a concentration of 4 mg/l in MS medium containing activated charcoal NAA 0.2 mg/l, a greater percentage of callus formation into buds and the number of callus forming buds with optimal results. Based on the research results, it suggested to induce embryogenic callus using PGR combination with 2,4-D and thidiazuron, while for regeneration was suggested to use PGR BAP and NAA.

Keywords