Jurnal Riptek (Dec 2019)
KAJIAN KESIAPAN STAKEHOLDER INDUSTRI PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP ERA INDUSTRI 4.0
Abstract
Sektor industri perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Kota Semarang. Selain, menyumbang kontribusi terhadap PDRB Kota Semarang, juga menyerap tenaga kerja yang banyak. Seiring dengan perkembangan industri 4.0 yang mengarah pada teknologi tinggi (high-tech) dan penggunaan Internet Of Things (IOT), maka Sektor industri perdagangan dan jasa di Kota Semarang harus dapat menyesuaikan diri dan bersiap dengan perubahan mekanisme tersebut. Tujuan penelitian ini untuk (1) Mendeskripsikan dan menganalisis kesiapan stakeholder industri perdagangan dan jasa (industri, pemerintah daerah, masyarakat dan UMKM Perguruan Tinggi dan Media) dalam era industri 4.0. (2) Menyusun rekomendasi strategi yang dapat dilakukan oleh stakeholder industri perdagangan dan jasa dalam menghadapi perkembangan industri 4.0. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat explorative. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, data primer yang dibutuhkan mencakup; Survei kesiapan industri perdagangan dan jasa dengan enam indikator penilaian. Survei tersebut ditujukan kepada para pengusaha di bidang industri perdagangan dan jasa. Ada 2 metode analisis yang digunakan untuk menjawan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu yang pertama adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dan yang kedua adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesiapan sektor industri Kota Semarang dalam menghadapi era industri 4.0 berada pada level 3 atau experienced (berpengalaman) dengan nilai rata-rata 3,08. Hasil tersebut didorong oleh beberapa perusahaan berskala nasional yang berada di kawasan industri dengan cakupan pasar yang luas dan dalam proses produksi hingga distribusi telah menggunakan bantuan teknologi maupun mesin yang dapat dilakukan secara otomatis. Pemerintah daerah telah menerapkan sistem pelayanan kepada masyarakat secara Online dengan penerapan semarang smart city seperti Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Environment. Masyarakat Kota Semarang memiliki kesiapan dalam menghadapi industri 4.0 baik dinilai dari aspek IPM, pendidikan, garis kemiskinan dan indikator lainnya. Secara garis besar, UMKM di Kota Semarang belum siap dalam penerapan teknologi dalam kegiatan bisnisnya. Dari aspek produk dan layanan, UMKM yang telah menggunakan EDC (Electronic Data Capture) hanya baru 16% dan yang menggunakan metode pembayaran melalui fintech hanya 12%. Kemudian dari aspek model bisnis, UMKm yang telah menggunakan perangkat komputer hanya sekitar 28%,UMKM yang memiliki fasilitas jaringan internet sebesar 38% dan UMKM yang menggunakan mesin dan peralatan otomatis sekitar 41%. Selanjutnya dari aspek strategei dan organisasi, meskipun sebagian besar pelaku UMKM telah memiliki kecakapan dalam penggunaan teknologi, namun UMKM yang menggunakan transaksi non tunai baru sekitar 32%. Perguruan tinggi di Kota Semarang baik negeri maupun swasta telah siap dalam menghadapi era industri 4.0. hal ini dapat dilihat dari sudah tersedianya banyak perguruan tinggi yang telah memiliki kurikulum yang sesuai dengan era industri 4.0. Media massa di Kota Semarang belum sepenuhnya siap dalam menghadapi era industry 4.0, hal ini dapat dilihat dari belum semua media massa yang ada di Kota Semarang yang memiliki aplikasi berbasis smartphone di dalam menjalankan bisnisnya.