El Harakah (Nov 2020)
The Cultural Significance and Islamic Values of Gugon Tuhon
Abstract
This research focused on studying gugon tuhon in Surakarta and its relation to Islamic values. The gugon tuhon was related to the marriage cycle, pregnancy cycle, and children family education. The data were obtained through interviewing the Javanese society in Surakarta area. It employed an interactive analysis with the cultural interpretation relevant to Islamic values. The result indicates that some gugon tuhon in the marriage include prohibition for brides to go out by themselves and conduct wedding ceremonies in Sura/Muharram month. In the pregnancy cycle of gugon tuhon, pregnant women are prohibited from gossip and think negatively since those result in the child personality. Husbands of pregnant women are also prohibited from killing or hurt animals because their children will be harmed. The gugon tuhon in educating children includes the prohibition to go out at Maghrib (sunset prayer) because an evil spirit will kidnap them and suggest washing hands and legs before visiting babies. The existence of gugon tuhon can be used as the character education to construct good habits. Besides, gugon tuhon functions to implant Islamic moral values in terms of tolerance, responsibility, and good deeds to build a harmonious life system. Penelitian ini mengkaji gugon tuhon di Surakarta dan kaitannya dengan nilainilai keislaman. Gugon tuhon yang dikaji adalah dalam siklus pernikahan, siklus kehamilan, dan yang digunakan untuk mendidik anak. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat di wilayah karesidenan Surakarta. Analisis interaktif digunakan dengan pemaknaan secara kultural selanjutnya direlevansikan dengan nilai islami. Hasil penelitian menunjukkan beberapa gugon tuhon dalam perkawinan, diantaranya adalah larangan calon penganten putri untuk bepergian sendiri dan larangan untuk melaksanakan pernikahan di bulan Sura/Muharram. Dalam gugon tuhon siklus kehamilan, wanita hamil dilarang menggunjing dan berpikiran negatif karena akan berdampak pada watak anaknya. Suami yang istrinya sedang hamil juga dilarang membunuh dan menyakiti hewan karena anaknya akan celaka. Gugon tuhon dalam mendidik anak seperti larangan untuk keluar di waktu Magrib karena akan diculik oleh wewe gombel dan anjuran untuk membasuh kaki-tangan sebelum bertemu dengan bayi. Adanya gugon tuhon dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter kepada generasi muda untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, fungsi gugon tuhon juga sebagai sarana menanamkan nilai-nilai moral keislaman seperti tenggang rasa, toleransi, tanggung jawab, dan selalu berbuat baik kepada sesama untuk membentuk sistem kehidupan masyarakat yang harmonis.
Keywords