Ilmu Kelautan (Dec 2013)
Cluster Management to Prevent Transmision of White Spot Syndrome Virus in Extensive Giant Tiger Shrimp Farming (Manajemen Klaster Tambak Udang Windu Untuk Mencegah Penularan Virus White Spot Syndrome)
Abstract
Telah dilakukan kajian terhadap efektifitas managemen model klaster dengan tambak non-udang sebagai tambak penyanggah untuk mencegah transmisi penyakit bercak putih viral (WSSV) pada budidaya udang windu skala tradisional. Kajian dilakukan di tambak udang tradisional di wilayah kabupaten Demak, provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada lima petak tambak perlakuan dan tujuh petak tambak sebagai kontrol. Tambak udang pada kelompok perlakuan menerapkan sistem klaster, yaitu tambak dikelilingi dengan petak berisi ikan sebagai komponen biosekuriti untuk mencegah penularan WSSV dari tambak sekitarnya. Tambak kontrol tidak menggunakan petak non-udang sebagai komponen biosekuriti, dan dikelola dengan teknologi yang biasa dilakukan oleh pembudidaya setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambak yang dikelilingi dengan tambak non-udang dapat dipanen dalam waktu pemeliharaan 105,6±4,5 hari lebih lama secara nyata dibanding tambak kontrol yang dipanen pada hari ke 60,9±16,0 karena wabah penyakit, sintasan (survival rate) yang diperoleh adalah 77,6±3,6 %, lebih besar secara nyata dibandingkan kontrol yang hanya 22,6±15,8 %, serta produksi udang 425,1±146,6 kg.ha-1 jauh lebih tinggi dibandingkan kontrol yang hanya 54,5±47,6 kg.ha-1. Pada kajian tersebut tambak non-udang ditebari dengan tilapia dan kakap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan Better Management Practices (BMP) dengan cara tambak udang dalam model klaster yang dikelilingi dengan tambak non-udang terbukti efektif mencegah penularan WSSV dari tambak tradisional sekitarnya. Kata kunci: budidaya udang tradisional, windu, biosekuriti, manajemen klaster White spot syndrome virus (WSSV) has become epidemic in Indonesia and affecting shrimp production lost in shrimp farm. Virus has transmitted from one to other ponds, mostly by crustacean, but more often transmit through water from affected pond. A cluster model, consist of two and three ponds surrounded by non-shrimp growing pond as biosecurity has developed. The model aim to prevent white spot virus transmission in giant shrimp extensive pond. The study was conducted in two sites at Demak district, Central Java province. Cluster consist of three shrimp ponds in site I, and cluster consist of two shrimp ponds, each surrounded by non-shrimp growing ponds. As control we also compare to 5 extensive shrimp ponds in site I and other three shrimp grow out ponds in site II, with neither no cluster system nor surrounded by non-shrimp pond as biosecurity. Result of the study shown that cluster of shrimp ponds surrounded by non-shrimp pond harvested at DOC 105,6±4,5 days significantly longer than that of control that harvested at 60,9±16,0 days because of outbreak, survival rate at 77,6±3,6 %, significantly higher than that of control at 22,6±15,8 % and shrimp production of 425,1±146,6 kg.ha-1 significantly higher than that of control at 54,5±47,6 kg.ha-1. These results suggest that implementation of Better Management Practices (BMP) by arranging shrimp ponds in cluster and surrounding by non-shrimp ponds proven effectively prevent WSSV transmission from traditional shrimp ponds in surrounding area. Keywords: extensive shrimp pond, giant tiger prawn, biosecurity, cluster management