Amerta Nutrition (Sep 2024)

Kajian Dampak Program Kampung Keluarga Berkualitas terhadap Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sleman

  • Lily Arsanti Lestari,
  • Siti Helmyati,
  • Mutiara Tirta Prabandari Lintang Kusuma,
  • Yuliana Novita Rachmawati,
  • Ita Suryani

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v8i3.2024.389-397
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 3
pp. 389 – 397

Abstract

Read online

Latar Belakang: Stunting merupakan permasalahan gizi prioritas di Indonesia. Prevalensi nasional saat ini sebesar 21,6%, di Provinsi DIY 16,4% dan di Kabupaten Sleman 15%. Program Kampung Keluarga Berkualitas (KB) merupakan inovasi yang dikembangkan untuk mengakselerasi penurunan stunting. Program ini menitikberatkan pada pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Tujuan: Kajian ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan dampak program Kampung KB di Kabupaten Sleman dalam dinamika konvergensi dengan program penurunan stunting lainnya. Metode: Kajian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi analisis dokumen, diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam, dan jurnal reflektif. Wawancara dilakukan terhadap 11 narasumber dan dilakukan 4 sesi diskusi kelompok terarah. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil: Terdapat 34 Kampung KB pada tahun 2022 di Kabupaten Sleman. Dari proses analisa data diperoleh 3 tema utama yaitu penerimaan terhadap program, sinergi dengan program stunting yang lain, dan tata kelola program. Beberapa organisasi perangkat daerah dan tenaga penggerak masyarakat yang terlibat dalam penanganan stunting di Kabupaten Sleman belum memahami konsep program Kampung KB, baik dari segi sasaran, target, maupun indikator capaian program, sehingga memengaruhi penerimaan stakeholder dan sinergi dengan program stunting lainnya. Program ini juga mengalami perubahan tata kelola dimana terjadi migrasi sistem dan penyesuaian dengan tata kelembagaan setempat yang memengaruhi efektivitas penyelenggaraan program. Kesimpulan: Diperlukan penguatan sosialisasi dan koordinasi agar dampak program Kampung KB lebih optimal dalam percepatan penurunan stunting. Konteks kelembagaan di setiap provinsi juga perlu dipertimbangkan agar penerimaan program lebih baik.

Keywords