Jentera: Jurnal Kajian Sastra (Jul 2024)

Representasi Konflik Masyarakat Jawa Bagian Timur dalam Babad Blambangan

  • Dwi Rahmawanto,
  • Titik Pudjiastuti,
  • Mamlahatun Buduroh,
  • Turita Indah Setyani,
  • Rias Antho Rahmi Raharjo,
  • Mu’jizah Mu’jizah,
  • Eko Suwargono

DOI
https://doi.org/10.26499/jentera.v13i1.7283
Journal volume & issue
Vol. 13, no. 1

Abstract

Read online

The opposition between community members that gave rise to the conflict was recorded in the Babad Blambangan (BB), an East Javanese manuscript from the 19th century. The text narrated the causes of the succession of the kings in Blambangan and the conflict situations that accompanied the change of power for every king in Blambangan, from Prabu Tawangalun until Raden Tumenggung Pringgakusuma. The conflicts that are represented indicate the existence of ideas in the minds of the people of East Java about building and maintaining social relations between communities. In this regard, this research aims to understand the perspective of the East Java society towards the phenomenon of conflict in social relations as represented in BB. To find this perspective, qualitative methods were used. This research was also carried out using a multidisciplinary approach through language analysis and socio-cultural conflict approaches. With this approach, various phenomena are classified, identified, analyzed, and interpreted. Theories used to understand the conflict phenomenon are semantics preference and conflict situations. The results of this research show that the conflict in the BB is dominated by issues of power and retaliation. This results reflects the community's perspective on social relations in eastern Java at that time, namely that the existence of personal ambition for power was something that needed to be controlled. If this desire is left uncontrolled, it can damage social relations in society. The findings also strengthen and add to the ideas of previous research regarding the concept of harmony in Javanese society, especially in eastern Javanese society. Abstrak Situasi pertentangan antaranggota masyarakat yang menimbulkan konflik tersebut tercatat dalam Babad Blambangan (BB), naskah Jawa Timur yang berasal dari abad ke-19. Dalam naskah itu dikisahkan penyebab suksesi raja-raja di Blambangan dan situasi konflik yang mengiringi pergantian kekuasaan setiap raja-raja di Blambangan mulai dari Prabu Tawangalun hingga Raden Tumenggung Pringgakusuma. Konflik-konflik yang direpresentasikan tersebut menandai adanya gagasan dalam pemikiran masyarakat Jawa Timur tentang membangun dan mempertahankan hubungan sosial antarmasyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memahami cara pandang masyarakat Jawa bagian timur terhadap fenomena konflik dalam hubungan sosial yang direpresentasikan dalam BB. Upaya untuk menemukan cara pandang tersebut dilakukan dengan metode kualitatif. Penelitian ini juga dilakukan dengan pendekatan multidisiplin melalui analisis bahasa dan pendekatan konflik sosio-kultural. Dengan pendekatan tersebut, fenomena konflik diklasifikasi, diidentifikasi, dianalisis dan diinterpretasi. Teori yang dimanfaatkan untuk memahami fenomena konflik tersebut adalah preferensi semantik dan konsep conflict situation. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa konflik dalam kisah BB didominasi oleh isu kekuasaan dan pembalasan. Hal tersebut mencerminkan cara pandang masyarakat tentang hubungan sosial masyarakat di Jawa bagian timur di masa itu yakni keberadaan ambisi pribadi atas kekuasaan merupakan suatu hal yang perlu dikendalikan. Apabila kehendak tersebut dibiarkan tanpa kendali maka dapat merusak hubungan sosial di masyarakat. Temuan dalam penelitian ini memperkuat dan menambahkan gagasan penelitian terdahulu tentang konsep kerukunan masyarakat Jawa, terutama pada masyarakat Jawa bagian timur.

Keywords