Ilmu Kelautan (Mar 2014)

Sedimentary Environments of the Inshore Pemangkat Region Sambas, West Kalimantan (Lingkungan Sedimen di Perairan Pemangkat, Sambas, Kalimantan Barat)

  • Tubagus Solihuddin,
  • Gunardi Kusumah

DOI
https://doi.org/10.14710/ik.ijms.19.1.19-26
Journal volume & issue
Vol. 19, no. 1
pp. 19 – 26

Abstract

Read online

Peningkatan produk-produk perikanan melalui industrialisasi dengan menekankan pada pengembangan perikanan budidaya laut yang membutuhkan data pendukung lingkungan laut termasuk sediment dasar laut. Penelitian lingkungan sedimen di Perairan Pemangkat bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai komposisi sedimen permukaan dasar laut, konsentrasi mineral logam dan total padatan tersuspensi. Beberapa sampel sedimen permukaan telah diambil pada transek yang telah ditentukan di sekitar Pantai Pemangkat dan telah dilakukan analisis mengikuti prosedur analisis granulometri, sedangkan metode AAS diterapkan untuk menentukan konsentrasi mineral logam. Selain itu, beberapa sampel air laut juga telah diambil menggunakan botol Nansen untuk mendapatkan total padatan tersuspensi. Informasi tersebut sangat bermanfaat bagi manager dan atau pemerintah daerah dalam menilai, merencanakan dan mengelola kawasan peisir dan lingkungan laut. Standar kualitas air yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup digunakan sebagai acuan untuk mengkalibrasi hasil penelitian. Studi ini menunjukkan dominasi sedimen lumpur dan tingginya konsentrasi TSS, mengindikasikan bahwa Perairan Pemangkat tidak direkomendasikan untuk pengembangan kawasan perikanan budidaya laut. Kata kunci: sedimen, mineral logam, total padatan tersuspensi Increasing fisheries products through industrialisation with emphasizing on marine aquaculture development requires supporting data on marine environments including seafloor sediments. Research on sedimentary environments of the inshore of Pemangkat region was aimed to obtain seafloor sediment composition, heavy metal and total suspended solid (TSS) concentrations. Some surface sediments samples were collected in transects across the selected Pemangkat coast and analysed following the procedure of granulometric analysis, whilst AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) was applied to determine heavy metal concentrations (e.g. Hg, Pb, Cd, Cu, and Zn). Additionally, water samples were also collected using Nansen bottle to derive TSS concentrations. This sort of information will be valuable for manager and/or local government to assess, plan and manage coastal zone and marine environment. A standard of water quality issued by the State Ministry for Environment was then used as a reference to calibrate the results. This study showed silt (mud) sediment dominance and high TSS concentrations, indicating that the inshore Pemangkat region was not highly recommended for marine aquaculture development. Keywords: sediment, heavy metal, total suspended solid