Sari Pediatri (Nov 2016)

Faktor Prognosis Kematian Sindrom Syok Dengue

  • Anggy Pangaribuan,
  • Endy Paryanto Prawirohartono,
  • Ida Safitri Laksanawati

DOI
https://doi.org/10.14238/sp15.5.2014.332-40
Journal volume & issue
Vol. 15, no. 5
pp. 332 – 40

Abstract

Read online

Latar belakang. Sindrom syok dengue (SSD) merupakan bentuk klinis yang paling berat dari demam berdarah dengue (DBD) dan mempunyai angka kematian yang tinggi. Prediktor kematian pada DSS masih berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk meneliti faktor prognosis yang mempengaruhi kematian SSD pada anak. Tujuan. Mengetahui faktor prognosis kematian anak dengan SSD. Metode. Metode penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Subyek adalah pasien SSD sesuai kriteria WHO 1997 yang dirawat di Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito dari Januari 2006 – Juli 2012. Faktor prognosis yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, status obesitas, tipe infeksi, keterlambatan berobat, manajemen cairan, derajat trombositopenia, koagulopati, perdarahan mayor, prolonged shock, ensefalopati, disfungsi hati, gagal hati fulminan, disseminated intravascular coagulation (DIC), edema paru dan hipoksemia. Analisis regresi Cox digunakan untuk mengetahui kemaknaan faktor prognosis kematian pada DSS. Hasil. Selama periode Januari 2006 – Juli 2012 terdapat 221 pasien DSS dengan angka kematian 27%. Sembilanpuluh enam pasien diikutkan dalam penelitian dan 33(34%) subyek di antaranya meninggal. Analisis multivariat menunjukkan manajemen cairan sebelum masuk rumah sakit Dr. Sardjito yang tidak adekuat (HR 2,658; IK 95% 1,146;6,616), perdarahan mayor (HR 8,223; IK 95% 1,741;38,831) dan prolonged shock (HR 15,805; IK 95% 3,486;71,660) merupakan faktor prognosis independen kematian pada anak dengan SSD. Kesimpulan. Manajemen cairan sebelum masuk rumah sakit rujukan yang tidak adekuat, perdarahan mayor dan prolonged shock merupakan faktor prognosis independen kematian pada anak dengan SSD.

Keywords