Jurnal Ternak Tropika (Oct 2012)
STUDI SITOGENETIK TERNAK LOKAL UNTUK STANDARISASI KROMOSOM DAN DETEKSI ABNORMALITAS GENETIK TERNAK RUMINANSIA LOKAL
Abstract
Analisis kromosom ternak lokal di Indonesia sangat penting artinya karena masih sangat terbatasnya data-data genetik dasar yang ada selama ini. Bagi ternak bibit analisis kromosom perlu dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan munculnya cacat genetik yang heriditer. Hal ini perlu dicermati mengingat bahwa peluang pewarisan kepada generasi berikutnya adalah sangat besar terkait jumlah anak keturunan yang bisa dihasilkan dari seekor pejantan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kromosom ternak ruminansia lokal di Indonesia yaitu sapi, kerbau dan kambing. Pada ternak lokal Indonesia masih sangat terbatas dilakukan analisis kromosom, padahal sangat penting terutama bagi ternak bibit. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi strategi peningkatan kualitas genetik ternak ruminansia lokal. Metode digunakan standart kariotyping menggunakan sampel darah (whole blood/) dengan G banding. Kariotyping dilakukan dengan dasar standart yang sudah ada. Preparasi kromosom menggunakan medium Karyo MAX (GIBCO/BRL), Colcemic Solution, Giemsa Stain dan Potasium chloride solution. Kultur sel dilakukan berdasarkan medode standar karyotyping mamalia. Minimal jumlah 5 buah spreading Metafase II kromosom terbaik, dilakukan microfotografi dan kemudian dilakukan analisis kromosom dengan software cytovision image analysis, ditentukan normal tidaknya kromosom berdasarkan standart kariotyping. Hasil Penelitian ini tidak ditemukan ternak ruminansia dengan abnormalitas jumlah kromosom, sehingga bisa diartikan bahwa tidak ada beberapa abnormalitas kromosom karena genetik seperti translokasi roberston (2N=58) atau kelainan jumlah kromosom yang lain. Pada semua ternak yang diamati kromosomnya ditemukan kromosom 2 N (sapi Madura 2 N = 60), kerbau (swamp buffalo, 2 N=50 ) dan Kambing (kambing PE dan kacang 2 N= 60) yang terdiri atas 58, 48 dan 58 autosom dan 2 seks kromosom. Analisis perlu ditingkatkan ketelitiannya menggunakan teknik FISH, immunofluorescent, cytovision image analysis dilengkapi soft ware yang sesuai. Ruminansia lokal Indonesia perlu dilakukan penyusunan standart kariotyping, khususnya pada ruminansia yang diproduksi sperma bekunya untuk keperluan implementasi Inseminasi Buatan, sangat direkomendasikan untuk dilakukan kariotyping sebagai jaminan normalitas genetik serta bebas cacat genetik heriditer. Kata Kunci: Kariotyping, Kromosom, Ruminansia, Abnormalitas Genetik. CYTOGENETIC ANALYSIS FOR KARYOTYPE STANDARITATION AND DETECTION OF GENETIC ABNORMALITY OF LOCAL RUMINANT ABSTRACT On the basis of the important of chromosome abnormalites and their negative effect in the near future, chromosomal investigation of breeding domestic animals and their progeny began in different countries. Chromosomal abnormality are usually considered to be a plague and are to eliminate. In Indonesia, where Artificial Insemination (AI) implementation have started intensively, chromosomal aberration can be identified and culled from breeding program. This work has so far has been neglected in Indonesia. Method performed by collecting blood samples from ruminant (Madura, Buffalo and Goat) Sample of 0.5 ml of blood sample per animal was added to 5 ml chromosomal medium (Karyo MAX ^Gibco), placed in incubator at 38 oC. After 70 hours, culture tube were removed from incubator, add to 1 ml working solution of colchicines and kept for 2 – 3 hours. The tubes were centrifuge at 1000 RPM for 10 minute using PBS and supernatant was discarded, doing for 2 times respectively. The pellet toghly packed cells added then by fixative solution. Slides were prepared by dropping the cell suspension on the glass slide and dried then stainned with Giemsa stain for 10 minute. Slides were examined under high power phase-contrast microscope to study the chromosome spread in the single cells. Result showed that the 2N diploid number of chromosome or 3 ruminat were normal (cattle 2N=60, Swamp buffalo 2N=50 Goat 2N=60), there were 58 autosome and 2 sex chromosome in all animals observed. It was observed that all ruminant tested in these research were normal categories. The karyotype analysis showed that the chromosomes of one cell and different individual each breed varied in size, shape and position of centromere. How ever, it was strongly recommended to performed chromosomal investigation of breeding ruminants especially for Artificial Insemination bull purposes and others Indonesia local specific species using advanced sophisticated tools of analysis like cytovision image analysis of fluorescent technique. Key Words: Karyotiping, Ruminant Chromosome, Abnormalities.