Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (Sep 2022)

Gambaran Kejadian Kasus Osteomielitis Di Bagian Bedah Ortopedi RSUP Dr. M. Djamil Kota Padang Tahun 2018-2020

  • Arie Van Diemen Sitinjak,
  • Ardian Riza,
  • Dedy Kurnia

DOI
https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.728
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 1
pp. 57 – 66

Abstract

Read online

Latar Belakang: Osteomielitis adalah proses inflamasi tulang dan sumsum tulang yang disebabkan oleh organisme menular yang mengakibatkan kerusakan tulang lokal, nekrosis, dan aposisi tulang baru. Insidensi osteomielitis sebesar 21,8/100.000 orang/tahun. Osteomielitis terjadi pada semua kelompok umur dan lebih sering pada pria dibandingkan wanita. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian kasus osteomielitis di RSUP Dr. M. Djamil Kota Padang tahun 2018-2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel berjumlah 39 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data diolah menggunakan uji univariat. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan catatan rekam medis pasien rawat inap di RSUP DR. M. Djamil Kota Padang periode Januari 2018-Desember 2020. Hasil: Penelitian ini menunjukkan usia terbanyak penderita osteomielitis terjadi pada kelompok usia 50-54 tahun (17,9%); jenis kelamin laki-laki lebih sering mengalami osteomielitis (79,5%) dibandingkan perempuan (20,5%); mikroorganisme penyebab osteomielitis tersering adalah Staphylococcus aureus (25,6%); lokasi tulang yang terinfeksi paling banyak adalah tibia (25,6%); lama rawat inap terbanyak pada rentang 8-14 hari (51,3%); antibiotik yang paling banyak diberikan adalah ceftriaxone (64,1%); dan teknik debridement merupakan tatalaksana bedah paling banyak dilakukan (35,9%). Kesimpulan: Osteomielitis paling banyak ditemukan pada kelompok usia 50-54 tahunosteomielitis dengan pasien laki-laki sebagai kelompok jenis kelamin utama. Staphylococcus aureus menjadi organisme penyebab osteomielitis tersering dengan tibia sebagai lokasi tulang yang paling banyak yang terinfeksi. Perawatan dengan rawat inap ditemukan paling banyak pada rentang 8-14 hari, dengan pemberian antibiotik ceftriaxone serta penggunaan teknik debridement sebagai tatalaksana yang paling sering dilakukan.

Keywords