AcTion: Aceh Nutrition Journal (May 2020)
Potensi tempe sebagai pangan fungsional dalam meningkatkan kadar hemoglobin remaja penderita anemia
Abstract
Anaemia occurs due to several factors, such as deficiency of iron, folic acid, vitamin B12 and protein. Anemia is directly caused by the lack of red blood cell production, the body loses blood either acutely or in a chronic manner, and the destruction of red blood cells is too fast. One of the prevention of anaemia by providing functional food that is developed is tempe which has high quality and nutritional value. The purpose of this study was to examine and analyze the potential of tempeh in increasing hemoglobin levels in patients with anaemia. This research is a literature review with a narrative method that studies and analyzes research results related to the potential of tempe to increase hemoglobin levels in patients with anaemia. The results of this study are the results of a literature review review which shows that Tempe contains an average of 2,0 mg of iron, folic acid 0,9-2,0 mg/kg according to the inoculum used and vitamin B12 raw tempe 0,08 μg/100 grams and cooked tempeh 0,14 μg/100 grams. The conclusion of this study states that tempeh has adequate nutritional value of protein, iron, vitamin B12, and folic acid, so that tempeh has the potential to increase hemoglobin levels in patients with anaemia. Expected, to be the basis of further research on genomics and genetic influences on human against tempe bioavailability as a functional food for adolescent anaemia. Anemia merupakan suatu keadaan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai normal. Anemia terjadi karena beberapa faktor, diantaranya defisiensi besi, asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia disebabkan kurangnya produksi sel darah merah, tubuh kehilangan darah baik secara akut atau menahun, dan hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. Salah satu pencegahan anemia dengan pemberian bahan pangan fungsional yang dikembangkan yaitu tempe yang mempunyai mutu dan nilai gizi tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji dan menganalisis potensi tempe dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Penelitian merupakan literature review dengan metode naratif yang mengkaji dan menganalisis hasil penelitian yang terkait dengan potensi tempe untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Hasil kajian menunjukkan bahwa Tempe mengandung rata-rata zat besi sebanyak 2,0 mg, asam folat 0,9-2,0 mg/kg sesuai dengan inoculum yang digunakan dan vitamin B12 tempe mentah 0,08 μg/100 gram dan tempe matang 0,14 μg/100 gram. Kesimpulan penelitian ini menyatakan tempe mempunyai nilai gizi zat besi, vitamin B12, dan asam folat yang cukup, sehingga tempe berpotensi untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian lanjutan mengenai pengaruh genomik dan genetik pada manusia terhadap bioavabilitas tempe sebagai pangan fungsional untuk remaja anemia.
Keywords