Amerta Nutrition (Feb 2024)

Characteristic of YouTube Video as a Media of Anemia Education in Indonesia

  • Siti Helmyati,
  • Lintang Aryanti,
  • Ray Wagiu Basrowi,
  • Dessy Pratiwi

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v7i3SP.2023.86-94
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 3SP
pp. 86 – 94

Abstract

Read online

Latar Belakang: Pemerintah Indonesia memiliki program untuk mencegah dan mengatasi anemia dengan pemberian tablet tambah darah. Program ini dapat berhasil apabila didukung dengan pengetahuan masyarakat yang baik tentang anemia. YouTube sebagai media sosial, tidak lagi hanya digunakan untuk hiburan melainkan sumber pembelajaran. Berbagai video edukasi anemia di YouTube memiliki karakteristik berbeda-beda yang menarik untuk dianalisis. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan video dan menggambarkan karakteristik video YouTube sebagai media edukasi anemia di Indonesia. Metode: Pencarian melalui google.com dan youtube.com untuk video dengan kata kunci “edukasi anemia di Indonesia.” Video diskrining berdasarkan kriteria inklusi. Data terkait karakteristik meliputi bentuk video, jenis pengunggah, durasi, dan jumlah penayangan, serta gambaran isi materi video diidentifikasi. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan gambaran isi materi video edukasi. Hasil: Dari total 115 video yang didapatkan, 28 video dianalisis. Video edukasi dengan durasi lebih dari 3 menit lebih banyak ditemukan (55,17%), setengah dari total video dibuat dalam bentuk animasi (51,72%), dan sebagian besar video berasal dari kanal non pemerintah/swasta (41,38%). Rata-rata video memiliki 3 menit lebih (190,68 ± 145,50), jumlah penayangan beragam dari mulai 1.033 hingga 77.628, dan rata-rata setiap video dilihat sebanyak 24 kali dalam sehari. Video yang menampilkan presenter/tokoh, memiliki jumlah penayangan (29.557,7 ± 22.353,08) dan penayangan per hari (41 ± 36,4) paling tinggi dibandingkan jenis video animasi dan non animasi lainnya. Video dari kanal institusi non pemerintah atau swasta memiliki jumlah penayangan per hari lebih banyak dibandingkan dari kanal pemerintah dan perseorangan. Penayangan per hari video dengan durasi 3 hingga 6 menit lebih banyak (36,59 ± 34,39) dibandingkan video dengan durasi kurang dari 3 menit (8,04 ± 8,58). Lebih dari 60% video mencantumkan masing-masing informasi edukasi tentang anemia. Kesimpulan: Video edukasi tentang anemia banyak ditemukan di YouTube dengan karakteristik yang berbeda-beda. Penilaian kualitas video tidak cukup dilakukan hanya mengidentifikasi panjang durasi, jumlah penayangan per hari dan banyaknya poin informasi edukasi. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat hubungan durasi dan bentuk video serta jenis pengunggah terhadap engagement pada video edukasi anemia.

Keywords