Prima: Journal of Community Empowering and Services (May 2021)

Pengembangan Madu Kelulut Paringin, Kab. Balangan: Integrasi Program Pascatambang Batubara dan Pemberdayaan Masyarakat

  • Didik Triwibowo

DOI
https://doi.org/10.20961/prima.v5i1.48591
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 1
pp. 91 – 101

Abstract

Read online

PT Adaro Indonesia merupakan perusahaan tambang batubara yang berlokasi di Kabupaten Tabalong dan Balangan, Kalimantan Selatan. Salah satu kewajiban perusahaan terhadap masyarakat adalah melakukan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Program PPM disinergikan dengan program pascatambang agar memberikan manfaat bagi lingkungan hidup dan sosial ekonomi masyarakat sekitar tambang secara berkelanjutan. Sinergi ini dilaksanakan pada demplot pascatambang terpadu Paringin karena adanya kesesuaian potensi biogeofisik area demplot dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Madu kelulut mempunyai potensi yang dapat dikembangkan di masyarakat, namun selama ini belum dibudidayakan secara intensif. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan produksi dan kualitas madu kelulut pada Usaha Kecil Menengah (UKM) mitra di Paringin. Pengembangan budidaya lebah madu kelulut dimulai di area demplot pascatambang kemudian diduplikasi di masyarakat sekitar tambang yaitu Istana Kelulut melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2018. Kegiatan yang dilakukan pada UKM mitra yang dipimpin Bapak Maskuni meliputi pelatihan budidaya lebah madu kelulut secara intensif, pendampingan dalam kegiatan peningkatan produksi dan kualitas produk madu kelulut, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan pada UKM mitra Istana Kelulut menunjukkan adanya penambahan sarang lebah madu kelulut menjadi kurang lebih 300 (tiga ratus) unit (Trigona Thorasica dan Trigona Itama) dengan produksi rata-rata mencapai 30 liter/bulan. Hasil analisis laboratorium madu kelulut untuk jenis Itama pada semua parameter madu memenuhi persyaratan kualitas madu Trigona sesuai SNI 8664:2018. Adapun untuk jenis Thorasica, hasil parameter gula pereduksi sebesar 54,24% yang lebih rendah dari baku mutu 55% sedangkan keasaman sebesar 237,81 mL NaOH/kg yang lebih tinggi dibandingkan baku mutu maksimal 200 ml NaOH/kg.

Keywords