Teknik (Jul 2015)

PERSEPSI INTEGRASI TATA GUNA LAHAN PADA KAWASAN WATERFRONT DEVELOPMENT (Studi Kasus: Kanal Banjir Barat Semarang)

  • Rizkya Ayu Puspitasari,
  • Bambang Setioko,
  • Edward Endrianto Pandelaki

Journal volume & issue
Vol. 36, no. 1
pp. 17 – 23

Abstract

Read online

Kawasan waterfront merupakan suatu kawasan dinamis yang memiliki kontak fisik dan visual dengan air laut, sungai, danau, dan badan air lainnya. Kawasan ini memiliki potensi tersendiri untuk dikembangkan melalui suatu waterfront development. Sebagai salah satu kanal besar di Semarang, Kanal Banjir Barat dikembangkan menjadi kawasan waterfront yang diberi nama “Semarang New Waterfront” Kawasan ini direncanakan dengan fungsi recreational and historical waterfront. Untuk fungsi rekreasi sudah cukup terpenuhi, namun sayangnya masih terdapat berbagai kekurangan, salah satunya belum ditunjang oleh fasilitas yang memadai. Kurang beragamnya aktivitas yang tercipta serta tidak adanya karakter yang khas juga mempengaruhi minat pengunjung untuk datang. Sedangkan untuk fungsi sejarah belum mampu tercipta. Beragam masalah tersebut diyakini memberi pengaruh terhadap keberhasilan kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan “Semarang New Waterfront” development. Metode kuantitatif rasionalistik digunakan dengan pengumpulan data melalui studi literatur, kuesioner, dan observasi lapangan. Analisis data menggunakan analisis statistik dengan uji regresi menggunakan SPSS 21.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan Semarang New Waterfront development sebesar 42,4%.[Perception of Integrated Land Use in The Area Waterfront Development (Case Study: West Flood Canal Semarang)] A dynamic area which has physical and visual contact with sea, river, lake, and other water’s bodies is called waterfront. This area has a potency to be developed through waterfront development. As one of big canals in Semarang, West Floodway was developed as a waterfront called “Semarang New Waterfront”. It was planned with the function of recreational and historical waterfront. This area can fulfill the recreational function, but unfortunately there are still some shortages, such as the amount of amenities. The lack of the diversity of activities and unique character also influence people interest to come. Meanwhile, the historical function also can’t be sensed yet. Those problems are believed give impact to the success of this waterfront. This research aims to know the influence of land use integration to the success of “Semarang New Waterfront” development. A quantitative rationalistic method is used with data collection by literature study, questionnaires, and field observations. While the method of data analysis use statistical analysis by regression test using SPSS 21.0 for windows. This research shows that there is influence of land use integration to the success of "Semarang New Waterfront" development as amount as 42.4%.

Keywords