Mudra: Jurnal Seni Budaya (May 2019)
Pacitanian Art-Edu (Jalan Alternatif Menuju Hakekat Tujuan Pendidikan Seni di Indonesia)
Abstract
Pelaksanaan pendidikan seni di lapangan saat ini sudah bergeser dari hakekat tujuan pendidikan sesungguhnya. Pendidikan seni tari di lapangan saat ini memakai metode reproduksi atau imitasi, dimana tidak ada ruang untuk mengembangkan kreativitas, imajinasi, serta ruang untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya.Perlu adanya sebuah model pendidikan seni yang berorientasi terhadap lingkungan. Sebuah model pendidikan yang menitikberatkan pada perkembangan kreativitas dan imajinasi anak, serta berorientasi pada lingkungan melalui wahana seni. Potensi sungai, gua, dan pantai di Kabupaten Pacitan yang menyimpan jejak kehidupan manusia purba di dalamnya, sangat menginspirasi untuk dijadikan sebagai laboratorium sample pencarian model pendidikan ini. Maka ditemukanlah Pacitanian Art-Edu yang dapat menjawab persoalan pelaksanaan pendidikan seni saat ini. Pacitanian Art-Edu merupakan sebuah model pendidikan yang menempatkan fenomena lingkungan alam Pacitan yang menyimpan jejak kehidupan prasejarah di dalamnya, sebagai orientasi utama. Seni dijadikan sebagai wahana, dengan materi latihan ketubuhan di lingkungan alam Pacitan. Pacitanian Art-Edu merupakan hasil dari sebuah proses penciptaan karya seni Pacitanian (Model Pendidikan Berorientasi Lingkungan) yang telah dipergelarkan pada tanggal 27 Januari 2017 yang lalu. Proses kreatif yang telah dirintis sejak tahun 2010 dan lebih mengerucut pada tahun 2014. Proses yang dilalui adalah penghayatan kehidupan prasejarah melalui citra visual (film, museum dan situs), pengayaan informasi (buku, browsing, dan penggalian informasi dari ahli), latihan kepekaan tubuh di lingkungan, pencarian permainan inovasi, dan workshop-workshop.