Jurnal Sosiologi Reflektif (Apr 2022)
MEMIKIRKAN KEMBALI PEMBANGUNAN BANDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) PASCA KONFLIK: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PADA MASYARAKAT KULONPROGO, YOGYAKARTA (RETHINKING POST-CONFLICT OF THE DEVELOPMENT OF NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA): SOCIAL ECONOMIC IMPACT ON THE COMMUNITY OF KULONPROGO, YOGYAKARTA)
Abstract
The construction of the New Yogyakarta International Airport (NYIA) by the Government of Indonesia and PT Angkasa Pura I, which began in 2011, has resulted in a number of vertical conflicts between the government-entrepreneurs and local residents, particularly in Jangkaran Village, Sindutan Village, Palihan Village, Kebonrejo Village, Temon Kulon, and Glagah Village. However, even though conflicts arose and there was opposition from many parties including from an environmental impact analysis, the construction of the NYIA Airport was continued and completed in 2019. This study aims to reveal the social and economic impacts felt by local residents in Jangkaran Village, Sindutan Village, Palihan Village, Kebonrejo Village, Temon Kulon Village, and Glagah Village after the construction of the NYIA Airport. Do local residents get economic and social security for the construction of NYIA Airport? Data were obtained using a qualitative research approach through data collection techniques of observation, FGD, and in-depth interviews with villagers at the research locations and other stakeholders. The results showed that some people were able to adapt to changes in socio-economic conditions after the construction of the NYIA. They are able to find a new job that is better than before so that they are socio-economically more prosperous. However, some people are still not able to adapt so they are still in a cycle of poverty that shackles them. Pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) oleh Pemerintah Indonesia dan PT angkasa Pura I yang dimulai tahun 2011, telah mengakibatkan sejumlah konflik vertikal antara pemerintah-pengusaha dan warga lokal, khususnya di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo, Desa Temon Kulon, dan Desa Glagah. Namun demikian, meskipun konflik muncul dan terdapat penentangan dari banyak pihak termasuk dari analisis dampak lingkungan, pembangunan Bandara NYIA ini tetap dibangun dan selesai pada tahun 2019, bahkan saat ini telah beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh warga lokal di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo, Desa Temon Kulon, dan Desa Glagah pasca pembangunan Bandara NYIA. Apakah warga lokal mendapatkan jaminan ekonomi dan sosial atas pembangunan Bandara NYIA? Data didapat dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, FGD, dan wawancara mendalam dengan warga desa di lokasi penelitian serta stakeholders lain yang terlibat. Selain itu, penelitian ini juga dukungan data sekunder dari penelusuran di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi sosial ekonomi pasca pembangunan NYIA. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik dari sebelumnya sehingga secara sosial-ekonomi meraka lebih sejahtera. Namun demikian sebagian masyarakat masih belum mampu beradaptasi sehingga masih dalam lingkaran kemiskinan yang membelenggu mereka.
Keywords