JADECS (Journal of Art, Design, Art Education and Culture Studies) (Jul 2017)
KE-BHINEKA TUNGGAL IKA-AN: IDEOLOGI PENDIDIKAN SENI BERBASIS MULTIKULTURAL DI INDONESIA
Abstract
Fenomena pendidikan seni saat ini mengalami dilema ketidakjelasan arah, karena beberapa alasan: (1) kemunculan pemikiran postmodernisme yang mengangkat isu-isu masalah sosial mendorong perlunya internalisasi ideologi rekontruksi sosial dalam pendidikan seni, dan (2) keinginan pengakuan, penghargaan dan pemertahanan terhadap keberagaman seni budaya mendorong perlunya pendidikan seni berbasis multikultural. Dalam mengatasi dilema tersebut penulis berkeyakinan bahwa pengalaman estetik dalam pendidikan seni di sekolah umum dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan artistik yang utuh (holistic) dan terpadu (terintegrasi) dengan masalah isu lingkungan sosial-budaya (kontekstual) melalui ideologi pendidikan seni berbasis multikultural. Dalam hal pengintegrasian pengalaman estetik, dapat dilakukan melalui kegiatan ekspresi, kreasi, apresiasi, dan sosial. Sedangkan implementasi dalam pembelajaran, bisa dilakukan melalui alternatif model pengenalan, model pengamalan, dan model perombakan; dan/atau melalui pendekatan baru dalam pembelajaran seni, yaitu pendekatan intervensi seni, pedagogi kritis, culture jammer atau melalui pendekatan critical inquiri.