Ranah: Jurnal Kajian Bahasa (Jun 2024)
Taksonomi Fungsi Lanskap Linguistik Taman Ayodia dan Taman Puring Jakarta Selatan
Abstract
Ayodia Park and Puring Park are one of the parks located in DKI Jakarta. In the park there are many linguistic landscapes that can be studied and analyzed in the midst of English globalization. The Indonesian language is present as the national language for the development and education it deserves. This research aims to study the use of language for markers on two parks in the Capital viewed from information and symbolic functions. This method of research is qualitatively descriptive using the approaches of Spolsky and Coper (1997) as well as Landry and Bourhis (1991). The results of the research showed that the use of markers in Ayodia Park and South Jakarta Puring Park has several boards, namely officials, zone labels, regulations, ban boards and warning boards. These boards use a variety of materials, ranging from cement, zinc, fiber, posters with a combination of attractive colors, like red, white, green, orange, and yellow. The language used is mostly Indonesian, there are also some monolinguistic and bilingual boards. From the overall analysis it is known that of several elements of LL Sapolsky and Cooper namely (1) street signs, (2) advertising signes, (3) warnings and prohibitions, (4) the names of buildings, (5) information sign, (6) warning sign, (7) objects, and (8) graffiti used in Puring Park and Ayodya Park. These eight elements have very important functions and utilities for the users of the public area, that is, the general public. By using and managing these linguistic landscape elements well, parks like Puring Park and Ayodya Park can be a pleasant, informative, and safe environment for its visitors. Abstrak Taman Ayodia dan Taman Puring adalah salah satu taman yang terletak di DKI Jakarta. Dalam taman terdapat banyak lanskap linguistik yang dapat dikaji dan dianalisis di tengah pengglobalisasian bahasa Inggris. Bahasa Indonesia hadir sebagai bahasa nasional untuk pembangunan dan pendidikan yang sudah sepatutnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan bahasa untuk papan penanda pada dua taman di Ibu Kota dilihat dari fungsi informasi dan simbolik. Metode penelitian ini kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan Spolsky dan Coper (1997) serta Landry dan Bourhis (1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan papan penanda di Taman Ayodia dan Taman Puring Jakarta Selatan terdapat beberapa papan, yaitu papan peresmian, papan tanda pelabelan zona area, papan peraturan, papan larangan, dan papan peringatan. Papan ini menggunakan berbagai material, mulai dari semen, seng, fiber, poster dengan kombinasi warna-warna yang mengundang atensi, seperti merah, putih, hijau, orange, dan kuning. Bahasa yang digunakan lebih banyak berbahasa Indonesia, ada pula beberapa papan yang monolinguistik dan bilingual. Dari keseluruhan analisis diketahui bahwa dari beberapa elemen LL Sapolsky dan Cooper yaitu (1) tanda jalan, (2) tanda iklan, (3) peringatan dan larangan, (4) nama-nama gedung, (5) tanda informasi, (6) tanda peringatan, (7) objek, dan (8) grafiti digunakan di Taman Puring dan Taman Ayodya. Kedelapan elemen ini memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat penting bagi pengguna area publik yaitu masyarakat luas. Dengan memanfaatkan dan mengelola elemen-elemen lanskap linguistik ini dengan baik, taman seperti Taman Puring dan Taman Ayodya dapat menjadi lingkungan yang menyenangkan, informatif, dan aman bagi pengunjungnya.
Keywords