Jurnal Teknik Sipil (Mar 2019)

Beban Pencemaran Sumber Limbah di Sungai Code

  • Titiek Widyasari

DOI
https://doi.org/10.28932/jts.v5i2.1319
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 2
pp. 144 – 154

Abstract

Read online

Sungai Code merupakan salah satu sungai yang melalui wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan memiliki lokasi straregis, bagian tengah daerah pengaliran sungai Code melintasi daerah perkotaan yang padat penduduk. Pemantauan yang dilaksanakan tersebut merupakan pemantauan kualitas air sungai, belum pada kualitas sumber limbah. Penelitian mengenai pemantauan debit dan kadar BOD sumber limbah yang membebani sungai Code perlu dilakukan. Lokasi penelitian di sepanjang sungai Code dari Jembatan Gondolayu sampai Jembatan Mas Suharto, panjang sungai kurang lebih 2 km, dengan pertimbangan lokasi penelitian melalui wilayah perkotaan. Identifikasi sumber limbah yang membuang ke sungai Code sebanyak 25 lokasi di sisi timur dan 41 lokasi di sisi barat. Aktifitas pembuangan limbah tidak serempak dan tidak semua saluran limbah yang ada di lokasi penelitian melakukan aktifitas pembuangan. Titik 12A merupakan sumber limbah dengan debit dan kadar BOD terbesar serta saluran yang terus menerus mengalir. Titik 12A merupakan saluran komunal yang berasal dari rumah-rumah di kawasan Kota Baru yang cukup padat dan saluran tersebut berfungsi juga sebagai riool kota. Total air limbah domestik pada saat penelitian ini sebesar 5,44 L/detik. Dari 66 lokasi sumber limbah, sebagian besar kadar BOD berada di bawah atau lebih kecil dari nilai ambang batas (NAB) sehingga masih memenuhi baku mutu limbah domestik. Secara pemantauan kuantitas didapat beban pencemaran aktual (BPA) BOD sebesar 46,83 kg/hari lebih besar dibandingkan dengan beban pencemaran maksimum yang diizinkan (BPM) BOD sebesar 25,80 kg/hari, sehingga dapat disimpulkan beban pencemaran dari sumber limbah pada lokasi penelitian mencemari sungai Code. Upaya pengendalian pencemaran di sungai Code adalah perlu pemantauan kualitas dan kuantitas sumber limbah secara periodik dan berkelanjutan, serta perlu mengikutsertakan masyarakat, swasta, industri dan pemerintah untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sungai.

Keywords