Akuntansi Dewantara (Apr 2024)
MODEL PENCEGAHAN FRAUD PADA ALOKASI DANA DESA DI DESA GABUS KABUPATEN PATI
Abstract
Besaran alokasi dana desa yang dinilai cukup besar menjadi tanggung jawab yang besar bagi perangkat desa untuk mengelola dana desa. Dalam situasi seperti ini, sangat mungkin terjadi potensi pemerintah desa melakukan penyimpangan. Penyimpangan tersebut dapat terjadi secara individu, bahkan yang paling berisiko sekalipun, yaitu secara berkelompok. Hal ini terjadi karena 3 kondisi yang biasa disebut dengan “Fraud Triangle” oleh Cressey pada tahun 1953, yaitu kesempatan (opportunity), tekanan (pressure), dan karena sikap atau karakter (rationalization), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel kompetensi perangkat desa, sistem pengendalian intern dan moralitas berpengaruh positif atau tidak terhadap pencegahan terjadinya kecurangan (fraud). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling; teknik non-probability sampling adalah metode convenience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel penelitian berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya. Sampel dipilih karena keberadaan orang atau unit tersebut berada di tempat dan waktu yang tepat sehingga mudah ditemukan dan terlibat langsung dalam pengelolaan dana desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi aparatur desa berpengaruh negatif signifikan terhadap pencegahan kecurangan, selain itu sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan kecurangan. Sebaliknya, moralitas memiliki dampak positif tetapi tidak signifikan terhadap pencegahan penipuan.