Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya (Nov 2018)
POLEMIK A. HASSAN DAN MUCHTAR LUTHFI MENGENAI PAHAM KEBANGSAAN (1929-1935)
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti kepada Ahmad Hassan, karena ketokohannya bisa membawa Persis yang merupakan organisasi yang relatif kecil secara keanggotaan, dapat memiliki pengaruh yang luas lewat perdebatan dan penerbitan yang dilakukannya. A. Hassan banyak melakukan polemik dengan berbagai tokoh penggerak paham kebangsaan seperti Soekarno dan Muchtar Luthfi. Topik yang banyak diperdebatkannya adalah mengenai paham kebangsaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang meliputi empat tahapan, yaitu: 1) heuristik, 2) kritik sumber, 3) interpretasi, dan 4) historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, A. Hassan berpandangan bahwa umat Islam di Indonesia harus memperjuangkan asas Islam sebagai landasan perjuangan, dikarenakan segala sesuatu dalam kehidupan manusia baik dalam aspek sosial, politik maupun keagamaan harus selalu terintegrasi pada ajaran Allah dan semangat Islam. Pandangan A. Hassan ini nantinya akan berseberangan dengan Muhtar Luthfi bahwa Islam dan kebangsaan adalah satu napas perjuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, mencinta tanah air artinya manusia sedang membumikan ajaran Islam di dunia. Persoalan mengenai Islam dan kebangsaan ini nantinya akan mewarnai polemik antara golongan Islam dan golongan nasionalis pada tahun 1930-an. This research was motivated by the interest of researchers to Ahmad Hassan, because his figure could bring Persis which is a relatively small organization in membership, could have a broad influence through the debate and publishing he did. A. Hassan did a lot of polemic with various national figures such as Soekarno and Muchtar Lutfi. The topic of much debate is about nationalism. The method used in this study is the historical method which includes four stages, namely: 1) heuristics, 2) source criticism, 3) interpretation, and 4) historiography. Based on the results of the research that has been done, A. Hassan believes that Muslims in Indonesia must fight the principles of Islam as the basis of the struggle, because everything in human life both in social, political and religious aspects must always be integrated in the teachings of Allah and the spirit of Islam. A. Hassan's view will later be contradicted by Muhtar Luthfi that Islam and nationality are a breath of struggle that cannot be separated from each other, loving the homeland means that humans are grounding the teachings of Islam in the world. The issue of Islam and nationality will later color the polemic between Islamic groups and nationalists in the 1930s.
Keywords