Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya (Aug 2022)

The commodification of polygamy through the ecranization of the novel Air Mata Tuhan into the film Air Mata Surga

  • Karkono Karkono

DOI
https://doi.org/10.17977/um015v50i22022p139
Journal volume & issue
Vol. 50, no. 2
pp. 139 – 151

Abstract

Read online

The commodification of polygamy through the ecranization of the novel Air Mata Tuhan into the film Air Mata Surga This study explored the commodification of polygamy in the Air Mata Surga (AMS) movie, adapted from the Air Mata Tuhan novel. The movie was selected for a number of reasons. Firstly, it is an effective transformation medium to reach people with distinctive back­grounds, including their age, social status, domicile, education, culture, language, and even religion. Secondly, polygamy is considered sacred as it is correlated with religion. However, in the industrial sector, polygamy becomes a profane commodity once it is taken as a theme in a movie. Therefore, this study investigated the commodification types of polygamy in the AMS movie and society’s reception of those commodification. The researcher used the obser­vation technique on material objects in a novel and film and also created a questionnaire using Google Form. The research participants came from Malang, Surakarta, and Jakarta, Indo­nesia. The results show that the commodification observed in the AMS movies consists of both content and audience commodification. Meanwhile, polygamy was used by the pro­duction house as a means to gain revenue and to transform ideology, both in the novel and in the movie. The findings also suggest that 78 percent of participants mentioned that their viewpoint toward polygamy shifted after watching the movie. Komodifikasi poligami melalui ekranisasi novel Air Mata Tuhan ke film Air Mata Surga Penelitian ini merupakan kajian tentang komodifikasi poligami melalui ekranisasi, yaitu film Air Mata Surga (AMS) yang diangkat dari novel Air Mata Tuhan. Ada beberapa hal yang melatar­bela­kangi penelitian ini. Pertama, film adalah media yang sangat efektif un­tuk di­jadikan sarana trans­formasi ide dan dapat menjangkau masyarakat berbagai latar bela­kang; usia, status sosial, tempat domisili, pendidikan, budaya, bahasa, bahkan agama. Ke­dua, poligami adalah sesuatu yang sakral sebab berkaitan langsung dengan ranah aga­ma, tetapi ketika dijadikan komoditas sebagai tema uta­ma yang diangkat dalam film, poli­gami sudah masuk ranah industri yang ber­sifat profan. Tujuan penelitian ini adalah me­ngetahui bentuk-bentuk komodifikasi poligami mela­lui film AMS. Tujuan lainnya ada­lah me­ngetahui resep­si/penerimaan masyarakat terhadap komo­difikasi poligami melalui film AMS. Peneli­ti­an ini dirancang sebagai kajian budaya dalam sistem berpikir kritis meng­gunakan teori komodifi­kasi. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah penga­matan dan pencer­mat­an terha­dap objek material yaitu novel dan film serta kuesioner deng­an menggunakan google form. Informan yang dipilih sebagai sarana pengambilan data da­lam penelitian ini berasal dari tiga kota, yaitu Malang, Surakarta, dan Jakarta. Hasil peneli­tian me­nunjuk­kan bahwa ben­tuk komodifikasi melalui produksi film AMS adalah komo­difikasi isi dan komodifikasi audiens. Poligami dijadikan tema utama dalam novel dan film sebagai sarana untuk meraih keuntungan dan sekaligus untuk transformasi ideolo­gi. Hasil analisis me­nunjuk­kan bahwa terdapat 78 persen responden yang menyatakan bahwa pandangan mereka terhadap praktik poligami bergeser usai menyaksikan film tersebut.