Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya (Aug 2022)
The commodification of polygamy through the ecranization of the novel Air Mata Tuhan into the film Air Mata Surga
Abstract
The commodification of polygamy through the ecranization of the novel Air Mata Tuhan into the film Air Mata Surga This study explored the commodification of polygamy in the Air Mata Surga (AMS) movie, adapted from the Air Mata Tuhan novel. The movie was selected for a number of reasons. Firstly, it is an effective transformation medium to reach people with distinctive backgrounds, including their age, social status, domicile, education, culture, language, and even religion. Secondly, polygamy is considered sacred as it is correlated with religion. However, in the industrial sector, polygamy becomes a profane commodity once it is taken as a theme in a movie. Therefore, this study investigated the commodification types of polygamy in the AMS movie and society’s reception of those commodification. The researcher used the observation technique on material objects in a novel and film and also created a questionnaire using Google Form. The research participants came from Malang, Surakarta, and Jakarta, Indonesia. The results show that the commodification observed in the AMS movies consists of both content and audience commodification. Meanwhile, polygamy was used by the production house as a means to gain revenue and to transform ideology, both in the novel and in the movie. The findings also suggest that 78 percent of participants mentioned that their viewpoint toward polygamy shifted after watching the movie. Komodifikasi poligami melalui ekranisasi novel Air Mata Tuhan ke film Air Mata Surga Penelitian ini merupakan kajian tentang komodifikasi poligami melalui ekranisasi, yaitu film Air Mata Surga (AMS) yang diangkat dari novel Air Mata Tuhan. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Pertama, film adalah media yang sangat efektif untuk dijadikan sarana transformasi ide dan dapat menjangkau masyarakat berbagai latar belakang; usia, status sosial, tempat domisili, pendidikan, budaya, bahasa, bahkan agama. Kedua, poligami adalah sesuatu yang sakral sebab berkaitan langsung dengan ranah agama, tetapi ketika dijadikan komoditas sebagai tema utama yang diangkat dalam film, poligami sudah masuk ranah industri yang bersifat profan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk komodifikasi poligami melalui film AMS. Tujuan lainnya adalah mengetahui resepsi/penerimaan masyarakat terhadap komodifikasi poligami melalui film AMS. Penelitian ini dirancang sebagai kajian budaya dalam sistem berpikir kritis menggunakan teori komodifikasi. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah pengamatan dan pencermatan terhadap objek material yaitu novel dan film serta kuesioner dengan menggunakan google form. Informan yang dipilih sebagai sarana pengambilan data dalam penelitian ini berasal dari tiga kota, yaitu Malang, Surakarta, dan Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk komodifikasi melalui produksi film AMS adalah komodifikasi isi dan komodifikasi audiens. Poligami dijadikan tema utama dalam novel dan film sebagai sarana untuk meraih keuntungan dan sekaligus untuk transformasi ideologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 78 persen responden yang menyatakan bahwa pandangan mereka terhadap praktik poligami bergeser usai menyaksikan film tersebut.