Jurnal Nusantara Medika (Oct 2022)
SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH TERHADAP SEL FIBROBLAS BHK-21
Abstract
Saat ini pengobatan tradisional menjadi sangat populer di dunia kedokteran gigi. Bawang putih (Allium Sativum L.) merupakan salah satu tumbuhan herbal yang sering digunakan sejak dahulu kala sebagai obat alternatif. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kandungan bawang putih yaitu Allicin memiliki aktivitas anti bakteri dalam melawan bakteri Streptococcus mutans dan sebagai anti jamur dalam melawan Candida albicans. Sebagai salah satu produk kesehatan gigi, bawang putih harus memiliki sifat tidak beracun sebelum didistribusikan ke masyarakat. Tujuan Untuk mengetahui sitotoksisitas ekstrak etanol bawang putih terhadap sel fibroblas BHK-21 berdasarkan kematian sel 50% (LC50) menggunakan metode MTT essay. Bahan dan Metode Setiap kelompok terdiri dari 4 perlakuan pada 96 well. Kultur sel BHK-21 di persiapkan di media, dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan dan ditambahkan 100µl ekstrak bawang putih dengan konsetrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% bersama dengan sel fibroblas BHK-21. Simpan well ke inkubator selama 24 jam. Pengukuran sitotoksisitas berupa nilai optic density dan di baca dengan 620 nm ELISA reader. Nilai absorbansi menunjukkan jumlah sel hidup dalam media. Hasil Pada konsentrasi 20% dan 40% kematian sel di bawah 50% dan pada konsentrasi 60%, 80%, dan 100% terdapat peningkatan kematian sel di atas 50% yang berarti bahwa toksisitas meningkat, tetapi rata-rata kematian sel masih dibawah 50%. Kesimpulan Ekstrak etanol bawang putih tidak toksik dan memiliki nilai LC50 pada konsentrasi 26.4%.