Jurnal Siasat Bisnis (Nov 2015)

FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK (JENIS KELAMIN, USIA, STATUS PERNIKAHAN, DUKUNGAN DOMESTIK) PENENTU KONFLIK PEKERJAAN DAN KELUARGA DAN INTENSI KELUAR KARYAWAN: STUDI PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

  • Gugup Kismono,
  • Reni Rosari,
  • John Suprihanto

DOI
https://doi.org/10.20885/jsb.vol17.iss2.art6
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 2
pp. 208 – 224

Abstract

Read online

AbstractInvolvement in both work and family domain, by men and womesn, may create work and family conflict that induce voluntary turnover. Unfortunately, most studies relating to both voluntary turnover and work and family conflict has been conducted in Western context. This research aims to examine the impact of demographic variables (gender, age, marital status and domestic support) on work and family conflict and turnover intention, undertaken in Indonesia, a country with high score of collectivism and patriarchal culture. The participants (N = 1.122) of this research are employees of the Indonesian banking industry which were drawn conviniently. Regression method was utilized to test hypotheses. Results showed that only marital status significantly affect both work to family conflict and family to work conflict. However, marital status did not significantly influence turnover intention. Age significantly, but in opposite direction, influenced turnover intention. This result was unexpected. Theoretical explanation was discussed.Keywords: turnover intention, work to family conflict, family to work conflict, demographic variables.AbstrakKeterlibatan laki-laki dan perempuan di dunia kerja dan rumah tangga dapat mungkin menimbulkan masalah serius, yaitu konflik pekerjaan dan rumah tangga yang mendorong terjadinya perputaran karyawan secara sukarela. Sayangnya, kebanyakan riset dilakukan menggunakan latar belakang budaya individualistik. Riset ini bertujuan untuk menganalisis dampak variabel demografik (jenis kelamin, usia, status pernikahan dan dukungan domestik) pada konflik pekerjaan dan rumah tangga dan keinginan keluar dari organisasi/perusahaan. Riset dilakukan di Indonesia, negara dengan budaya patriarkal dan kolektivistik. Partisipan riset ini adalah karyawan bank-bank berjumlah 1.122 orang yang penyampelannya dilakukan secara tidak acak. Analisis regresi dilakukan untuk mengetes hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya status pernikahan yang berpengaruh signifikan pada dua jenis konflik: konflik pekerjaan ke rumah tangga dan konflik rumah tangga ke pekerjaan. Status pernikahan berpengaruh tidak signifikan pada intensi keluar karyawan. Umur berpengaruh signifikan, namun berlawanan arah dari hipotesis, pada intensi keluar karyawan. Penjelasan hasil penelitian secara teoritis didiskusikan di artikel ini.Kata kunci: intensi keluar, konflik pekerjaan ke rumah tangga, konflik rumah tangga ke pekerjaan, variabel demografik.