Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota (Dec 2021)

Analisis Neraca Air pada Daerah Aliran Sungai Warsamson dalam Mendukung Ketahanan Sumber Daya Air di Wilayah Kota Baru Sorong

  • Arif Darmawan Pribadi,
  • Bayu Kusumajati,
  • Anna Amalia Misdanik

DOI
https://doi.org/10.14710/pwk.v17i4.37950
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 4
pp. 457 – 471

Abstract

Read online

Pengembangan Kota Baru Sorong dilakukan untuk mempercepat pembangunan wilayah di Provinsi Papua Barat, dengan kawasan perencanaan seluas 19.515,34 Ha. Pada deliniasi Kota Baru Sorong terdapat rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan kegiatan utama industri smelter pengolahan nikel, pengolahan kelapa sawit, serta pergudangan logistik. Pemenuhan kebutuhan air baku dalam mendukung Kota Baru Sorong dan KEK Sorong masih terbatas, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap DAS Warsamson sebagai catchment area di Kota Baru Sorong dan KEK Sorong untuk memenuhi kebutuhan air baku perkotaan dan untuk proses produksi smelter yang mencapai ± 425 ltr/dtk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan air yang disajikan dalam grafik neraca air sebagai tahapan dalam mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur dalam mendukung pengembangan Kota Baru Sorong dan pemenuhan KEK Sorong. Metode yang digunakan yaitu model NRECA (National Rural Electric Cooperative Association) dengan membangkitkan data debit dari data curah hujan di sekitar DAS Warsamson. Analisis kebutuhan air berdasarkan kebutuhan rumah tangga, perkotaan dan industri dihitung sesuai Kriteria Perencanaan Kebutuhan Air Bersih, Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, 2000. Hasil analisis menunjukkan total kebutuhan air baku untuk mendukung KEK dan Kota Baru Sorong hingga 2040 sebesar 1285 ltr/dtk (dibulatkan) dengan perincian, kebutuhan Kota Baru sebesar 859,618 ltr/dtk, kebutuhan KEK sebesar 425 ltr/dtk, tahap 2021-2025 dibutuhkan ± 278 ltr/dtk. Pengembangan kapasitas hingga 425 ltr/dtk diharapkan selesai pada tahap 2026-2030 untuk mendukung hilirisasi nikel menjadi stainless steel. Jika dibandingkan prakiraan kebutuhan air baku hingga 2040, perlu dilakukan peningkatan kapasitas bangunan pengambilan dengan alternatif sumber dari Sungai Warsamson, Sungai Karabra dan Bendung Mariat.

Keywords