Sari Pediatri (Nov 2016)

Hubungan Hiperbilirubinemia dan Kematian Pasien yang Dirawat di NICU RSUP Dr Kariadi Semarang

  • M. Sholeh Kosim,
  • Lisa Adhia Garina,
  • Tony Chandra,
  • M. Sakundarno Adi

DOI
https://doi.org/10.14238/sp9.4.2007.270-3
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 4
pp. 270 – 3

Abstract

Read online

Latar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan salah satu masalah kegawatan pada bayi baru lahir. Peningkatan unconjugated bilirubin serum sampai dengan kadar 20 mg/dl sering menyebabkan ”kern ikterus”, sehingga fungsi otak terganggu dan mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup atau kematian. Sebagian besar pasien hiperbilirubinemia yang dirawat di NICU mempunyai prognosis yang kurang menggembirakan. Tujuan. Mengetahui hubungan hiperbilirubinemia dan kejadian kematian pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Januari 2005 – November 2006 Metode. Studi observasional retrospektif pada pasien di bangsal NICU RSUP Dr. Kariadi Semarang, Januari 2005 – November 2006. Variabel yang diteliti ialah karakteristik umum (masa gestasi, berat badan lahir, cara persalinan, kejadian sepsis) yang merupakan faktor risiko hiperbilirubinemia dan hubungan hiperbilirubinemia terhadap hasil keluaran (hidup atau mati). Kadar bilirubin diperiksa pertama kali pada saat ditemukan ikterus. Analisis statistik menggunakan program SPSS versi 11.5 for Windows. Hasil. Dari 90 pasien dengan ikterus neonatorum, 71 (78,9%) pasien mempunyai kadar bilirubin =10 mg/dL. Limapuluh tiga (58,9%) pasien BBLR, 50 (55,6%) preterm dan 54 (60%) lahir spontan. Limapuluh tujuh bayi (69,5%) pasien dengan sepsis awitan dini, 33 bayi ( 30.5 %) awitan lambat. Angka kematian 80% dan sebagian besar 65 (90,3%) disebabkan oleh sepsis. Tidak didapatkan hubungan antara hiperbilirubinemia dan hasil keluaran. Sepsis awitan lambat merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia OR 32,3 (95% CI 7,8 - 125) dan partus dengan tindakan juga merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia OR 4,5 (95% CI 1,5 – 13,3). Kesimpulan. Sepsis awitan lambat dan partus dengan tindakan merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia pada pasien yang dirawat di NICU. (

Keywords