Buletin Al-Turas (Jul 2017)

Kebijakan Politik Mustafa Kemal Ataturk terhadap Suku Kurdi di Turki 1923-1938 M

  • ela hikmah hayati

DOI
https://doi.org/10.15408/bat.v23i2.6374
Journal volume & issue
Vol. 23, no. 2
pp. 231 – 249

Abstract

Read online

Abstract This study answered a question why Mustafa Kemal Ataturk’s administration set a policy against the Kurds in Turkey in 1923-1938 M. To answer these questions, the author delves myriads of written sources using political approaches. The analysis of this study finds that the enactment of policies towards the Kurds in turkey due to the gap ideology and religion were very strong between the Kurds and the Mustafa Kemal Ataturk’s administration. That can inhibit the existence of ethnic Kurds, either in the areas of social, economic, religious, cultural or political. This study also finds when a tribe and nation hampered its existence, they would do such riots, either physical (as do the military war, war bombs) or non-physical (such as a demonstration of a written or unwritten through social media, magazines, newspapers, articles, etc.), to people in power. Thus people who mastered feel deep discrimination and consequently the controlled and controlling equally get the loss. --- Abstrak Studi ini menjawab sebuah pertanyaan yaitu mengapa Pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk membuat sebuah kebijakan melawan orang-orang Kurdi di Turki pada 1923-1938 M. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis menganalisis banyak sumber-sumber tertulis menggunakan pendekatan-pendekatan politik. Analisis dari studi ini menemukan bahwa pemberlakuan kebijakan terhadap orang-orang Kurdi di Turki terkait dengan gap ideologi dan agama sangatlah kuat antara orang-orang Kurdi dan Pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk. Hal ini bisa mengancam eksistensi etnis Kurdi, baik dalam tataran sosial, ekonomi, agama, budaya, maupun politik. Studi ini pun menemukan ketika sebuah suku dan bangsa berada di ujung tanduk, mereka akan melakukan semacam pemberontakan, baik secara fisik (perang militer, perang bom) atau non fisik (demonstrasi tertulis atau tidak tertulis lewat media sosial, majalah-majalah, Koran-koran, artikel-artikel dan lain sebagainya), kepada mereka yang sedang berkuasa. Kemudian, orang-orang yang dikuasainya merasakan adanya diskriminasi yang mendalam dan akibatnya orang yang dikuasai dan yang menguasai sama-sama mendapatkan kerugian. DOI : 10.15408/bat.v23i2.6374

Keywords