Komputika (Dec 2015)

Efek Perambatan Gelombang Seismik Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dan Seismic UNIX (SU) dalam Batuan Gamping

  • John Adler,
  • Muhammad Aria

Journal volume & issue
Vol. 1, no. 1

Abstract

Read online

Batuan gamping adalah salah satu kelas batuan sedimen yang terbentuk oleh mineral kalsit, dolomit dan aragonit. Batuan reservoar ini sangat penting karena lebih dari 50% reservoir minyak dan gas di dunia adalah reservoar karbonat. Tapi, ada banyak tantangan dalam batuan karbonat, seperti: ketidakteraturan dan kompleksitasnya batuan karbonat termasuk geometri pori dan rangka batuan. Karbonat memiliki karakteristik unik bila dibandingkan dengan reservoar lainnya. Sampel ini diambil di daerah Rajamandala, Jawa Barat. Daerah penelitian terletak 20 km ke arah Bandung barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perambatan gelombang seismik pada zona berpori yang dapat kita pelajari dampak atau pengaruh gelombang seismik terhadap keberadaan pori dan matriks batuan. Sebuah teknik numerik untuk mensimulasikan perambatan gelombang dalam struktur anisotropik heterogen 2D, yang akan diamati respon gelombang elastis dari model gelombang-P dan -S (gelombang-SV dan SH, vertikal dan horisontal). Program beda hingganya menggunakan domain waktu orde-2 dan domain ruang orde-4. Input berasal dari hasil pengolahan citra pada Matlab dalam bentuk nilai 1, 2 dan 3. Jaringan Syaraf Tiruan menggunakan banyak lapisan, fungsi aktivasi sigmoid biner yang dilatih menggunakan propagasi balik, proses belajar terawasi dimana output yang diharapkan telah diketahui sebelumnya. Kami memiliki model kecepatan gelombang menggunakan model mirror dan glue, dua kali. Jadi masukkan nilai maksimum sampel tepi ke-n untuk perambatan awal. Terakhir, pantulkan ke arah sumbu-Z. Waktu tempuh gelombang diukur dari seismogram wavelet, sehingga kecepatan gelombang dapat dihitung untuk berbagai frekuensi. Fenomena gelombang dalam bentuk efek dispersif dapat diamati di mana dengan bertambahnya frekuensi, akan mengurangi kecepatan. Kami menyimpulkan bahwa efek dispersi dapat terjadi jika kecepatan bergantung pada frekuensi karena pori-pori batuan yang heterogen. Perambatan tidak berlaku untuk jenis batuan lain seperti fosil berupa foraminifera, ganggang merah, plankton, dan koral.

Keywords