Jurnal Mekanik Terapan (May 2021)

Pengaruh Campuran Biodiesel-Minyak Nabati-Minyak Atsiri Terhadap Emisi Gas Buang Mesin Diesel

  • Hamdan Hariyanto,
  • Adhes Gamayel,
  • Kasum,
  • Fajar Mulyana

DOI
https://doi.org/10.32722/jmt.v2i1.3819
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 1
pp. 41 – 47

Abstract

Read online

Permintaan bahan bakar semakin hari semakin meningkat dan dibutuhkan bahan bakar alternatif untuk mengatasi ketersediaan minyak bumi. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewan. Biodiesel memiliki keunggulan bebas sulfur, kandungan aromatis yang rendah, dan biodegradable. Pengembangan lainnya adalah penggunaan minyak nabati dan minyak atsiri secara langsung pada motor bakar sebagai bahan bakar tambahan. Pada penelitian ini dilakukan pencampuran bahan bakar Biodiesel (B30) dengan minyak jarak (castor oil) sebanyak 4% dan minyak atsiri (Turpentine oil, pine oil, Clove oil) dengan masing-masing persentase 1%. Pengujian menggunakan mesin diesel satu silinder dan variasi putaran 1000, 1250, dan 1500 rpm. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan nilai viskositas, densitas, dan emisi gas buang pada pencampuran tiga jenis bahan bakar (biodiesel-minyak jarak castor-minyak atsiri). Selain itu, studi ini diperlukan agar dapat menggali potensi minyak nabati yang dapat digunakan secara langsung pada mesin diesel sebagai campuran bahan bakar. Campuran bahan bakar dengan minyak cengkeh menghasilkan nilai viskositas tertinggi yaitu 3,84 Cst dan nilai densitas yaitu 0,95 gr/ml. Nilai CO tertinggi yaitu 0.03% dengan campuran minyak turpentin pada putaran mesin 1500 rpm dan nilai HC tertinggi adalah campuran minyak pinus dengan nilai 38 ppm pada putaran mesin 1000 rpm. Kalor laten yang tinggi pada minyak atsiri mengakibatkan suhu ruang bakar menurun secara drastis dan menimbulkan emisi gas buang yang lebih tinggi daripada menggunakan B30. Secara umum, penggunaan campuran biodiesel-minyak jarak castor-minyak atsiri belum dapat dilakukan pada mesin diesel karena menghasilkan emisi gas buang yang lebih tinggi daripada B30

Keywords