Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin (Oct 2019)
Exegetic Cyberwar: Religious Dialectics In New Media
Abstract
This study concern the role of the media in creating dialectics of religious interpretation in cyberspace. The focus is mainly on the influence of the content of lecturers on YouTube on religious debates among netizens. Early paper resulted from a qualitative study. Primary data sources are online threats both in the form of videos of the clerics on Youtube and online discussions that respond to the video. This study selected five clerics whose influence was examined online, namely Ustadz Abdul Somad, Khalid Basalamah, Felix Siauw, Evie Effendie, and Cak Nun. Observations and interviews were also carried out on some of the official teams that managed the content of the Ustadz lecturers and broadcast them on Youtube. This research found that religious teachers have been very aware that contemporary proselytizing must use online media, including Youtube, so that the message of good shall spread quickly. Of the several popular ustadz, all have YouTube accounts whether managed by the team or the personal account of the ustadz. Official accounts provide genuine and enlightening content. On the other hand, there are free accounts with various motives. The three most visible motives are monetization (economic) motives, provocation motives, and propaganda or science motives. The impact of free accounts is the emergence of religious debate among netizens in cyberspace. The debate has resembled a kind of war that is toppling each other. This phenomenon is, on the one hand, positive because it is proof that cyberspace has become a public sphere where all ideas can be tested by joint discussion. On the other hand, this has a negative effect, it possibly generates conflicts in cyberspace which have the potential to become open conflicts in the real world. [Penelitian ini berkaitan dengan peran media terhadap pembentukan dialektika dalam interpretasi keagamaan di dunia maya. Fokus utamanya terletak pada pengaruh konten ceramah di YouTube terhadap perdebatan keagamaan yang terjadi di antara para warganet. Makalah ini dihasilkan dari suatu penelitian kualitatif. Sumber data primer adalah bahan dalam bentuk daring mencakup video beberapa ulama di Youtube dan diskusi daring yang merespons video tersebut. Penelitian ini memilih lima ulama yang pengaruhnya diteliti secara daring, yaitu Ustadz Abdul Somad, Khalid Basalamah, Felix Siauw, Evie Effendie, dan Cak Nun. Pengamatan dan wawancara juga dilakukan kepada beberapa tim resmi yang mengelola konten ceramah seorang Ustad dan menyiarkannya di Youtube. Penelitian ini menyimpulkan bahwa para pemuka agama sangat menyadari bahwa dakwah di era kontemporer harus menggunakan media daring, termasuk Youtube, sehingga pesan kebaikan akan menyebar dengan cepat. Beberapa ustadz yang populer telah memiliki akun YouTube yang dikelola baik oleh sebuah tim atau secara personal. Akun resmi menyediakan konten yang orisinil dan mencerahkan. Di sisi lain, mereka adalah akun bebas yang dibuat dengan berbagai motif. Tiga motif yang paling terlihat adalah motif monetisasi (ekonomi), motif provokasi, dan motif propaganda atau sains. Dampak dari akun gratis/bebas adalah munculnya perdebatan agama di antara warganet di dunia maya. Perdebatan telah menyerupai semacam perang yang saling menjatuhkan. Fenomena ini, di satu sisi, bersifat positif karena menjadi bukti bahwa dunia maya telah menjadi ruang publik di mana semua ide dapat diuji dengan diskusi bersama. Di sisi lain, ia juga memiliki efek negatif karena dapat menimbulkan konflik di dunia maya yang berpotensi menjadi konflik terbuka di dunia nyata.]
Keywords