Jurnal Hilirisasi IPTEKS (Sep 2019)

PENGELOLAAN PETERNAKAN SAPI POTONG RAMAH LINGKUNGAN

  • Suyitman Suyitman,
  • Lili Warly,
  • James Hellyward

DOI
https://doi.org/10.25077/jhi.v2i3.a.239
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 3.a
pp. 159 – 176

Abstract

Read online

Pembangunan pertanian harus bersinergi dengan pembangunan wilayah perdesaan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut, pengembangan kawasan potensial seperti kawasan berbasis peternakan sapi potong perlu dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan yang akan menstranformasikan perdesaan menjadi kota-kota pertanian merupakan salah satu pilihan strategis yang tepat. Kelompok Tani Cerdas dan Kelompok Tani Brahman yang beralamatkan di Blok A Sitiung II, Jorong Koto Hilalang II, Nagari Sungai Langkok, Kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmasraya merupakan daerah transmigrasi yang pertama di Indonesia dan sekarang berkembang menjadi salah satu daerah gudang ternak sapi potong di Kabupaten Dharmasraya dan Propinsi Sumbar. Peternak rata-rata mempunyai sapi potong sebanyak: 2-10 ekor/keluarga. Permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah (a) peternak mulai kesulitan dalam menyediakan pakan hijauan, apalagi di saat menghadapi musim kemarau, (b) kotoran feses sapi cukup menumpuk di sekitar kandang, sehingga mengganggu kebersihan dan mencemari lingkungan serta mengganggu estetika, (c) biaya rekening listrik peternak akhir-akhir ini dirasa cukup mahal. Solusi yang ditawarkan adalah: (a) pemanfaatan limbah perkebunan dan agroindustri, seperti pelepah daun kelapa sawit dan bungkil inti sawit diolah sebagai pakan ternak sapi potong, (b) limbah ternak sapi potong yang berupa feses sapi diolah sebagai pupuk kandang melalui unit pengelolaan pupuk organik (UPPO) dan biogas untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan energi dalam bentuk listrik dan gas di kawasan Kelompok Tani Cerdas dan Kelompok Tani Brahman, sehingga dapat mengurangi biaya operasional, khususnya kebutuhan listrik dan tidak bergantung pada PLN, (c) pemanfaatan pupuk kandang/organik dan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) dalam mendukung sistem pertanian organik untuk budidaya secara intensif rumput unggul, seperti King Grass dalam rangka meningkatkan penyediaan pakan hijauan untuk pakan ternak sapi potong. Selain itu kegiatan ini menjadi model bagi masyarakat peternak sapi potong di sekitar kawasan Kelompok Tani Cerdas dan Kelompok Tani Brahman untuk dapat mencapai tujuannya yaitu menyusun pengembangan kawasan berbasis peternakan sapi potong terpadu yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di daerah ini dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dan juga berfungsi sebagai kawasan alih (diseminasi) teknologi. Target khusus yang ingin dicapai adalah peternak mampu memanfaatkan limbah perkebunan dan agroindustri sebagai pakan ternak sapi potong, limbahnya dapat diolah melalui unit pengelolaan pupuk organik (UPPO) dan biogas serta peternak mampu secara intensif membudidayakan rumput unggul (King Grass) memakai sistim pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode yang ditawarkan kepada kedua mitra untuk mendukung realisasi program ini adalah metode consuling dimana sebelumnya melalui pendekatan, kemudian diberikan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan serta terakhir adanya evaluasi dan monitoring berkelanjutan dari pihak Perguruan Tinggi. Hasil dari monitoring nanti diharapkan dapat meningkatkan keinginan dan semangat serta motivasi yang tinggi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan hidup peternak di daerah transmigrasi ini. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat, petani, peternak dan stakeholder yang akan menginvestasikan modalnya dalam pengelolaan sapi potong terpadu yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Keywords