Amerta Nutrition (Nov 2024)

Hubungan Keragaman Makanan dan Perkembangan Balita Stunting di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Indonesia

  • Nur Lina,
  • Siti Novianti,
  • Rian Arie Gustaman,
  • Diah Rohmania

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v8i4.2024.593-601
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 4
pp. 593 – 601

Abstract

Read online

Latar Belakang: Stunting adalah kekurangan gizi kronis tahun-tahun awal kehidupan. Stunting menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik, fungsi kognitif, keterampilan motorik, penurunan kapasitas fisik, dan perkembangan saraf bahkan menurunkan produktivitas dan kerugian ekonomi di masa mendatang. Prevalensi stunting di Kabupaten Tasikmalaya 24,4% pada tahun 2021 kemudian meningkat menjadi 27,2% tahun 2022. Salah satu desa lokus stunting di Kabupaten Tasikmalaya adalah Desa Cisayong. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan keragaman makanan dan perkembangan balita stunting di Desa Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Metode: Desain penelitian kasus kontrol dengan populasi balita usia 24-59 bulan yang dinyatakan stunting dan tidak stunting berdasarkan data penimbangan balita bulan Februari 2023. Sampel dihitung berdasarkan rumus Lemeshow sebanyak 49 balita kelompok kasus dan 98 balita kelompok kontrol, jumlah keseluruhan 147 sampel. Instrumen penelitian untuk mengukur keragaman makanan adalah kuesioner skor keragaman pangan, instrumen tumbuh kembang anak menggunakan Kuesioner Pra Penyaringan Perkembangan (KPSP). Hasil: Sebagian besar balita (57,14%) mengkonsumsi makanan yang beragam. Sebagian besar balita (62,59%) memiliki tahapan perkembangan yang tidak sesuai KPSP. Hasil uji statistik Mann Whitney menghasilkan nilai p-value=0,47 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata variasi makanan yang dikonsumsi oleh balita. Balita yang tidak sesuai tahap perkembangannya lebih banyak didapatkan pada balita yang mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak stunting dan terdapat perbedaan skor tingkat perkembangan yang signifikan antara kedua kelompok balita (p-value<0,001). Kesimpulan: Balita yang mengalami stunting dan balita yang tidak mengalami stunting menunjukkan perbedaan yang sama dalam hal keragaman makanan. Ada perbedaan skor tingkat perkembangan antara balita stunting dan tidak stunting.

Keywords