Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia (Dec 2017)

Pemberdayaan pada Kelompok Remaja melalui Pendekatan Contingency Planning dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Ancaman Kematian Akibat Bencana

  • Sehabudin Salasa,
  • Tri Wahyu Murni,
  • Etika Emaliyawati

DOI
https://doi.org/10.17509/jpki.v3i2.9421
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 2
pp. 154 – 166

Abstract

Read online

ABSTRAK Angka kematian kelompok rentan akibat bencana masih sangat tinggi, seperti kejadian banjir bandang Garut dari 34 orang korban jiwa 35,4% diantaranya berusia 55-80 tahun dan 29% merupakan anak-anak usia 0-14 tahun. Upaya pengurangan resiko harus dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sehingga proses penanggulangan lebih efektif dengan respon yang cepat. Usia remaja merupakan kelompok yang sangat potensial karena memiliki angka resiliensi yang sangat baik. Selain itu pertumbuhan jumlah remaja sangat pesat dari kelompok umur lainnya, sehingga pemberdayaan kelompok remaja dengan perencanaan kontinjensi diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman kematian sehingga dapat melakukan pendampingan terhadap kelompok rentan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberdayaan (empowering) kelompok remaja akhir melalui pendekatan perencanaan kontinjensi dalam meningkatkan kesiapsiagaan remaja terhadap ancaman kematian akibat bencana. Penelitian menggunakan metoda quasi-experimental design dengan pendekatan rancangan one group pre-post test design. Populasi penelitian merupakan pelajar SMK diwilayah yang memiliki ancaman bencana. Jumlah sampel sebanyak 33 responden dengan teknik proporsional random sampling diambil dari empat sekolah yang berada di zona merah. Data diolah menggunakan analisis univariat menggunakan tendensi sentral, t-test dependent dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat pengaruh dari intervensi, serta uji regresi linier ganda untuk menganalisis faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kesiapsiagaan.Terdapat pengaruh pemberdayaan melalui pendekatan perencanaan kontinjensi dapat meningkatkan upaya kesiapsiagaan dengan nilai α (0.000). Peningkatan rerata (36,67%) didapatkan pada faktor yang mengawali kesiapsiagaan, diantaranya dilihat dari persepsi terhadap resiko, kewaspadaan terhadap ancaman, serta penurunan kecemasan. Faktor tersebut menstimulasi terbentuknya niat melakukan kesiapsiagaan dengan peningkatan (43,33%), bahkan meningkatkan upaya perencanaan kesiapsiagaan bencana sebesar (42,00%) sebelum dan setelah intervensi. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan faktor pembentukan niat melakukan kesiapsiagaan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan dengan nilai β (0,531). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan melalui pendekatan perencanaan kontinjensi mampu meningkatkan kesiapsiagaan remaja terhadap ancaman kematian akibat bencana, sehingga dapat direkomendasikan bagi seluruh penggiat kebencanaan untuk memberdayakan remaja dengan perencanaan kontinjensi dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman kematian. ABSTRACT The mortality rate of vulnerable groups due to the disaster is still very high, such as the incidence of flash floods at Garut, of the 34 deaths among them 35.4% are 55-80 years old and 29% of children aged 0-14 years. Risk reduction efforts should be undertaken by empowering communities so that the countermeasures are more effective with rapid response. Adolescence is very potent because it has a very good resilience rate. In addition, the growth of adolescents is very rapidly from other age groups, so empowerment of adolescent groups with contingency planning is expected to increase preparedness against death threats so as to provide assistance to vulnerable groups. The purpose of this study was to determine the influence of empowering the late adolescent group through contingency planning approach in the effort of preparedness against the threat of death due to the disaster.This study used quasi-experimental design method with one group pre-post test design approach. The study population was a vocational school student in the region that has disaster threats. The number of samples was 33 respondents with proportional random sampling technique from 4 schools in the red zone. Data were tested for data were analyzed by a central tendency for univariate analysis, t-test dependent with 95% confidence level to see the effect of the intervention, and determination of the most influential factor, the researcher used multiple linear regression tests. Results of the study showed there is the influence of empowerment through contingency planning approach can improve preparedness efforts with α value (0.000). Percentages before and after the intervention can significantly improve the precursor factor increase (36.67%), intention formation (43.33%), and preparation (42.00%). In addition, intention formation factor is the most influential factor in preparedness efforts with β value (0,531). This study concluded that the empowerment through contingency planning approach can improve preparedness efforts of adolescence group to the threat of death from disaster. So it is recommended for all disaster activists to empower adolescents with contingency planning in an effort to increase preparedness against death threats Keywords: adolescent preparedness, contingency planning, disaster preparedness

Keywords