Islamic Communication Journal (Jun 2022)
Representasi selebriti mikro bercadar di media sosial
Abstract
Social media has become a new space for users, one of whom is a veiled woman through user-generated content. For micro-celebrities, the representation of the veil is part of a Muslim's identity, which influences its development. The study aims to explore how micro-celebrity representations with veils on social media display their identities. The study used descriptive qualitative methods using analytical units in the form of photo posts, videos, and narrative captions. The study will analyze the semiotics of Charles Sanders Pierce's model. The results showed that covert micro-celebrity representations on social media used Pierce's analysis through three things, including: first, at the sign or ground level, this suggests that social media is capable of being an alternative medium of communication. Secondly, at the object level, it indicates that female micro-celebrities with veils engage in productive activities. Third, at the interpretant level, it provides an overall picture that micro-celebrity representations in veiled women have an identity background in wearing clothing as a religious background integrated with fundamental characteristics. *** Media sosial telah menjadi ruang baru bagi pengguna, salah satunya perempuan bercadar melalui konten buatan pengguna. Bagi selebriti mikro, representasi cadar merupakan bagian dari identitas seorang Muslim, yang mempengaruhi perkembangannya. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana representasi selebriti mikro bercadar di media sosial dalam menampilkan identitas dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan unit analisis berupa, postingan foto, video, dan narasi caption. Penelitian ini akan menganalisis dengan semiotika model Charles Sanders Pierce. Hasil menunjukkan bahwa representasi selebriti mikro bercadar di media sosial menggunakan analisis Pierce melalui tiga hal, yaitu: pertama, pada level tanda atau ground menunjukkan bahwa media sosial mampu menjadi media komunikasi alternatif. Kedua, pada level obyek menunjukkan bahwa selebriti mikro perempuan bercadar terlibat pada kegiatan produktif. Ketiga, pada level interpretan memberikan gambaran secara keseluruhan bahwa representasi selebriti mikro perempuan bercadar memiliki latar belakang identitas dalam mengenakan pakaian sebagai latar belakang agama diintegrasikan dengan sifat fundamental.
Keywords