JLI: Jurnal Litbang Industri (Dec 2021)

Produksi garam di lahan geomembran: Perhitungan kapasitas produksi, mutu dan perbandingannya dengan garam tradisional

  • Lancy Maurina,
  • Mahlinda Mahlinda,
  • Abdul Thalib,
  • Ridho Kurniawan

DOI
https://doi.org/10.24960/jli.v11i2.6935.138-144
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 2
pp. 138 – 144

Abstract

Read online

Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah penghasil garam di Indonesia, dengan daerah utama penghasil garam terdapat di Kab. Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Tamiang dan Simeuleu. Umumnya, proses pengolahan garam masih dilakukan secara tradisional dengan cara perebusan air garam menggunakan kayu bakar sebagai pemanas hingga air menguap dan menyisakan butiran garam berwarna putih buram. Teknologi perebusan ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya harga kayu bakar semakin mahal, jumlah produksi sangat terbatas dan mutu garam yang dihasilkan masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses kristalisasi garam menggunakan geomembran, menghitung kapasitas produksi dan menguji produk sesuai SNI. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan proses produksi garam tradisional. Hasil penelitian menunjukkan, lahan geomembran dapat menghasilkan garam lebih banyak dengan selisih sebesar 1.100 kg/10 hari atau terjadi peningkatan produksi sebesar 122,22 %. Hasil uji kadar NaCl menunjukkan kadar NaCl garam geomembran lebih tinggi 6,12% dari garam tradisional. Sementara, hasil pengujian warna menunjukkan garam geomembran berwarna putih jernih, sementara garam tradisional memiliki warna putih buram.

Keywords