Sari Pediatri (Mar 2017)

Faktor Risiko Anemia pada Pasien Kusta Anak dalam terapi MDT (Multi Drug Therapy)

  • Milza Delfina,
  • Setya Wandita,
  • Ida Safitri Laksanawati

DOI
https://doi.org/10.14238/sp18.5.2017.363-7
Journal volume & issue
Vol. 18, no. 5
pp. 363 – 7

Abstract

Read online

Latar belakang. Sepuluh persen kasus kusta baru yang terdeteksi di Indonesia merupakan kusta anak. Pemberian MDT (multi drug therapy) khususnya komponen dapson dapat menimbulkan efek samping anemia hemolitik. Tujuan. Mengetahui prevalensi dan faktor risiko terjadinya anemia pada pasien kusta anak dengan terapi MDT. Metode. Penelitian cross sectional dilakukan di RS Kusta Sitanala Tangerang pada bulan April-Desember 2013. Subyek penelitian adalah pasien kusta anak usia kurang dari 18 tahun yang diambil secara consecutive sampling. Kriteria inklusi adalah semua pasien kusta anak dengan terapi MDT yang setuju dengan informed consent. Terapi kusta selain MDT atau mendapatkan terapi rutin lain, putus obat MDT >6 bulan atau sedang mengalami reaksi kusta tidak diikutsertakan. Kadar hemoglobin diperiksa dengan metode Cyanmethemoglobin. Analisis menggunakan uji chi square dan Fisher’s exact. Hasil. Didapatkan 70 pasien dengan kadar hemoglobin rata-rata 10,8 g/dL pada kelompok anemia, dan 12,5 g/dL tidak anemia. Empat puluh dari pasien tersebut (57,1%) mengalami anemia. Rerata indeks eritrosit menunjukkan anemia normositik normokromik. Pasien yang mendapatkan terapi MDT ≥3 bulan berisiko untuk mengalami anemia (PR: 2,7; IK95%:1,02-7,23). Faktor usia (PR:1,7; IK95%: 0,64-4,35), jenis kelamin (PR:1,3; IK95%: 0,49-3,26), status gizi (PR:1,6; IK95%: 0,57-4,25), dan jenis terapi (PR:0,4; IK95%: 0,04-4,31) bukan merupakan faktor risiko terjadinya anemia. Kesimpulan. Lama terapi ≥3 bulan merupakan faktor risiko anemia pada kusta anak dengan terapi MDT.

Keywords