Jurnal Penyakit Dalam Indonesia (Dec 2015)

Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Endokarditis Infektif dengan Komplikasi Emboli Septik Pulmoner pada Pasien Hemodialisis Kronik

  • Jeremia Immanuel Siregar,
  • Imelda Maria Loho,
  • Idrus Alwi

DOI
https://doi.org/10.7454/jpdi.v2i4.92
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 4
pp. 233 – 239

Abstract

Read online

Pendahuluan. Endokarditis infektif (EI) pada pasien hemodialisis (HD) merupakan salah satu contoh EI yang terkait dengan perawatan kesehatan dan menjadi penyebab kematian kedua pada pasien HD setelah penyakit kardiovaskuler. Penggunaan kateter intravaskuler sebagai akses HD meningkatkan risiko kejadian bakteremia sebesar sepuluh kali lipat serta infeksi “metastatik” seperti EI dan emboli septik pulmoner sebesar 10-40%. Ilustrasi Kasus. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan dyspnea d’effort, orthopnea, dan post-nocturnal dyspnea, disertai batuk dengan bercak darah dan demam tinggi sejak lima hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien menjalani HD kronik selama 15 bulan dengan menggunakan catheter double-lumen (CDL). Dari pemeriksaan fisik didapatkan ronki basah kasar bilateral, murmur pansistolik grade 3/6 pada sela iga keempat linea sternalis sinistra, dan gallop S3. Pada ekokardiografi ditemukan vegetasi di katup trikuspid dan pemeriksaan CT-scan toraks memberikan gambaran emboli septik pulmoner. Didapatkan satu dari tiga kultur darah yang positif untuk infeksi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Pengobatan dengan vankomisin yang adekuat selama enam minggu memberikan kemajuan klinis signifikan, meskipun pada ekokardiografi evaluasi masih didapatkan adanya vegetasi. Pasien kemudian menjalani operasi pengangkatan vegetasi, perbaikan katup jantung, dan penggantian CDL, dimana kondisinya semakin membaik dan masih menjalani HD secara rutin hingga saat ini. Simpulan. Pengenalan dini EI dan emboli septik pulmoner pada pasien yang menjalani HD kronik dengan akses kateter intravaskuler sangat penting agar tatalaksana awal yang adekuat dan komprehensif dapat dilakukan. Hal ini dapat memperbaiki kondisi klinis serta memperpanjang kesintasan hidup pasien.

Keywords