INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan (Dec 2022)

Spirit Tauhid dalam Kurikulum Merdeka: Telaah Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi

  • Aldi Prasetyo,
  • Supriyanto Supriyanto,
  • Suliwati Suliwati

DOI
https://doi.org/10.24090/insania.v27i2.6694
Journal volume & issue
Vol. 27, no. 2

Abstract

Read online

Pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan masih banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sebagai bangsa yang meyakini agama, Indonesia perlu bercermin pada nilai-nilai agama yang mendorong manusia pada tata sosial ideal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tata sosial ideal ialah melalui pendidikan. Salah satu aspek penting pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia Indonesia yang berjiwa tauhid. Orientasi pendidikan nasional tersebut selaras dengan pengembangan keilmuan Ismail Raji Al-Faruqi yang mendorong pengembangan keilmuan yang berlandaskan tauhid. Menurut Ismail Raji Al-Faruqi di dalam konsep tauhid terkandung konsep kesatuan umat manusia yang mendorong manusia untuk saling menjunjung tinggi harkat martabat manusia. Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional memerlukan kurikulum yang berdimensikan nilai tauhid. Oleh sebab itu, Kurikulum Merdeka yang sedang masif dikampanyekan harus ditelaah dimensi tauhid yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep tauhid Ismail Raji Al-Faruqi dalam kurikulum merdeka untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dan teknik analisis datanya menggunakan analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kurikulum merdeka memiliki relasi positif dengan pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi berkaitan dengan pemikirannya tentang tauhid. Relasinya ditinjau berdasarkan spirit tauhid yang terdapat dalam profil Pelajar Pancasila dan konsep merdeka belajar. Tauhid dipahami sebagai nilai utama yang menjadi nilai universal. Artinya, nilai tauhid berimplikasi pada semua elemen kehidupan. Sedangkan merdeka belajar dapat dipahami sebagai peluang bagi pendidik untuk melakukan pengajaran penguatan iman.

Keywords